Selasa, 21 Juni 2011
Lightning's connection to tropical storms and hurricane intensification has eluded researchers for years, but NASA scientists hope to answer some of these puzzling questions. (NASA)
Lightning strikes during a thunderstorm. (NASA/MSFC/Nancy Vreuls) June is Lightning Safety Awareness Month. Lightning is the number two killer of severe weather. Flooding is number one. A lot of people think if it is sunny or maybe just a few clouds around and you hear thunder, it is okay to stay outside until you actually see the lightning. That is not true. If you hear thunder when you are outside, that means that lightning is close enough to strike you!
On Thursday, June 23, from 7-8 p.m. EDT, Dr. Richard Blakeslee, atmospheric research scientist at NASA's Marshall Space Flight Center in Huntsville, Ala., will answer your questions about lightning safety, the global distribution and frequency of lightning occurrence as well as some of its physical characteristic, the relationship of lightning to severe storms and weather (e.g., lightning rate changes may serve as a "pre-cursor" or advanced indicator to later severe weather at the ground such as tornadoes), and other lightning research topics such as lightning-hurricane relationships and terrestrial gamma ray burst.
Joining the chat is easy. Simply visit this page on Thursday, June 23 a few minutes before the start of the chat. The chat window will be open at the bottom of this page. Simply log in and be ready to ask questions at 7 p.m. EDT.
Bio: Chat Expert Dr. Richard Blakeslee
On Thursday, June 23, from 7-8 p.m. EDT, Dr. Richard Blakeslee, atmospheric research scientist at NASA's Marshall Space Flight Center in Huntsville, Ala., will answer your questions about lightning safety, the global distribution and frequency of lightning occurrence as well as some of its physical characteristic, the relationship of lightning to severe storms and weather (e.g., lightning rate changes may serve as a "pre-cursor" or advanced indicator to later severe weather at the ground such as tornadoes), and other lightning research topics such as lightning-hurricane relationships and terrestrial gamma ray burst.
Joining the chat is easy. Simply visit this page on Thursday, June 23 a few minutes before the start of the chat. The chat window will be open at the bottom of this page. Simply log in and be ready to ask questions at 7 p.m. EDT.
Bio: Chat Expert Dr. Richard Blakeslee
Georeference Image Menggunakan Quantum GIS
Georeference image menggunakan Quantum GIS (QGIS) ini sebagai salah satu alternatif menggunakan GIS open source software, selain melakukan georeference image menggunakan ArcGIS Explorer (download free GIS Viewer terbaru dari ESRI tersebut disini). Sebelumnya juga ditunjukkan cara melakukan georeference menggunakan Global Mapper yang terdapat dalam e-book “Membuat Georeference Image Hasil Download dari Google Maps“, serta rektifikasi citra/image menggunakan ArcGIS Desktop disini.
Georeference di QGIS bisa dilakukan dengan menggunakan plugin Georeferencer. Plugin ini sudah default saat Anda menginstal Quantum GIS, yang bisa diaktifkan dari menu Plugin –> Pilih Georeferencer (QGIS 1.6.0 Capiapo).
Cara kerja Georeferencer di QGIS hampir sama dengan cara melakukan georeference di Global Mapper. User menentukan titik acuan (GCP), untuk kemudian melakukan entry nilai koordinat yang diinginkan. Georeferencer dimungkinkan pula untuk mengambil GCP yang sudah ada sebelumnya dengan format *.points. Tipe format *.points merupakan file extension jika Anda menyimpan GCP di Georeferencer.
Jika Anda mengikuti tahapan yang terdapat dalam e-book “Membuat Georeference Image Hasil Download dari Google Maps”, maka Anda pasti tidak kesulitan untuk melakukan hal yang sama di Georeferencer pada Quantum GIS ini.
Anda juga bisa mengikuti tahapan georeferencing and vectorization di Quantum GIS pada video di bawah ini:
Georeference di QGIS bisa dilakukan dengan menggunakan plugin Georeferencer. Plugin ini sudah default saat Anda menginstal Quantum GIS, yang bisa diaktifkan dari menu Plugin –> Pilih Georeferencer (QGIS 1.6.0 Capiapo).
Cara kerja Georeferencer di QGIS hampir sama dengan cara melakukan georeference di Global Mapper. User menentukan titik acuan (GCP), untuk kemudian melakukan entry nilai koordinat yang diinginkan. Georeferencer dimungkinkan pula untuk mengambil GCP yang sudah ada sebelumnya dengan format *.points. Tipe format *.points merupakan file extension jika Anda menyimpan GCP di Georeferencer.
Koordinat acuan menggunakan LatLng Marker di Google Maps |
Jika Anda mengikuti tahapan yang terdapat dalam e-book “Membuat Georeference Image Hasil Download dari Google Maps”, maka Anda pasti tidak kesulitan untuk melakukan hal yang sama di Georeferencer pada Quantum GIS ini.
Entry GCP sesuai dengan titik acuan di Georeferencer-QGIS |
Anda juga bisa mengikuti tahapan georeferencing and vectorization di Quantum GIS pada video di bawah ini:
Post yang berkaitan dengan Georeference Image Menggunakan Quantum GIS
Rektifikasi Citra Menggunakan ArcGIS Postingan kemarin Membuat Georeference Image hasil Download dari Google Maps memanfaatkan tool yang tersedia di Global Mapper untuk melakukan rektifikasi image. Anda sebenarnya bisa juga ...
Membuat Georeference Image Hasil Download dari Google Maps GIS Blog Indonesia baru saja menyelesaikan mini tutorial cara Membuat Georeference Image hasil Download dari Google Maps sebagai kelanjutan dari mini tutorial sebelumnya Download Peta ...
Georeference Image Menggunakan ArcGIS Explorer Sebelumnya saya sudah posting tentang cara melakukan rektifikasi image menggunakan ArcGIS - ArcMap menggunakan tool Georeferencing sebagai alternatif cara georeference image menggunakan Global Mapper. Anda ...
eBook Desktop GIS: Mapping the Planet with Open Source Tools eBook Desktop GIS: Mapping the Planet with Open Source Tools karya Gary Sherman mencoba untuk menjembatani kesenjangan antara ArcGIS dan software berbayar lainnya dengan open ...
Tutorial Quantum GIS dalam Format PDF dan Video Chief Directorate: Spatial Planning & Information, Department of Land Affairs, Eastern Cape, South Africa (DLA), telah mensponsori sebuah serial tutorial GIS yang disebut dengan Introduction ...
Sumber : inigis.com
LSM: Laot Bangko rusak hutan
Dinilai melanggar Hak Guna Usaha (HGU) dengan merambah/merusak kawasan di luar HGU yang ada, izin HGU PT Laot Bangko (LB) di Babah Luhung Kecamatan Simpang Kiri, Subulussalam diminta tinjau ulang.
Permintaan itu disampaikan Ketua LSM Wanagreen Subulussalam, Suparta, sore ini.
Dikatakan, melalui peta Geographic Information System (GIS) versi Disbunhut Kota Subulussalam Suparta memperoleh informasi kalau PT LB telah melakukan perambahan di luar batas izin yang telah ada sekira 200 hektar.
Karenanya Suparta berharap Pemko Subulussalam segera melakukan evaluasi. "Tolong dievaluasi kembali kawasan perkebunan kelapa sawit di Babah Luhung, tepatnya di afdeling IV," tulisnya menilai, perusahaan ini telah melakukan perambahan untuk kepentingan pribadi tanpa berniat melestarikan hutan di kawasan perbatasan perkebunan.
Subangun Berutu, Kahumas PT LB, di Jontor, mengatakan kalau penilaian itu tidak masuk akal.
Alasannya, lokasi yang dipersoalkan, Afdeling IV (bukan III) sebelah timur berbatas dengan hutan bebas berstatus Areal Peruntukan Lain (APL). Lalu, sekira tiga tahun silam keluar izin kepada PT Gunung Pudung, menyusul sebelumnya kepada PT Matras Kec. Sultan Daulat semasa Aceh Singkil.
Sementara sebelah timur dengan pemukiman penduduk Kec. Simpang Kiri dan Sultan Daulat, sebelah utara Kec. Sultan Daulat dan selatan Transmigrasi SKPC Kec. Penanggalan.
Tak benar PT Laot Bangko melakukan perambahan di luar HGU," jelas Subangun menambahkan, dari luas 6.800 ha lokasi PT LB di 9 afdeling, baru 4 yang dibuka, yakni afdeling 1, 2, 3 dan 7.
Sumber : waspada.com
Permintaan itu disampaikan Ketua LSM Wanagreen Subulussalam, Suparta, sore ini.
Dikatakan, melalui peta Geographic Information System (GIS) versi Disbunhut Kota Subulussalam Suparta memperoleh informasi kalau PT LB telah melakukan perambahan di luar batas izin yang telah ada sekira 200 hektar.
Karenanya Suparta berharap Pemko Subulussalam segera melakukan evaluasi. "Tolong dievaluasi kembali kawasan perkebunan kelapa sawit di Babah Luhung, tepatnya di afdeling IV," tulisnya menilai, perusahaan ini telah melakukan perambahan untuk kepentingan pribadi tanpa berniat melestarikan hutan di kawasan perbatasan perkebunan.
Subangun Berutu, Kahumas PT LB, di Jontor, mengatakan kalau penilaian itu tidak masuk akal.
Alasannya, lokasi yang dipersoalkan, Afdeling IV (bukan III) sebelah timur berbatas dengan hutan bebas berstatus Areal Peruntukan Lain (APL). Lalu, sekira tiga tahun silam keluar izin kepada PT Gunung Pudung, menyusul sebelumnya kepada PT Matras Kec. Sultan Daulat semasa Aceh Singkil.
Sementara sebelah timur dengan pemukiman penduduk Kec. Simpang Kiri dan Sultan Daulat, sebelah utara Kec. Sultan Daulat dan selatan Transmigrasi SKPC Kec. Penanggalan.
Tak benar PT Laot Bangko melakukan perambahan di luar HGU," jelas Subangun menambahkan, dari luas 6.800 ha lokasi PT LB di 9 afdeling, baru 4 yang dibuka, yakni afdeling 1, 2, 3 dan 7.
Sumber : waspada.com
Penggunaan GIS telah diterapkan di tiga kota yaitu Aceh, Solo, dan Yogyakarta
Pemerintah Awasi Pembangunan Pakai Google
Deputi III Unit Kerja Presiden Bidang Pengawasan dan Pengendalian Pembangunan (UKP4) Agung Hardjono berharap penerapan Geospasial Information System (GIS) dapat digunakan untuk mengawasi pelaksanaan pembangunan di Indonesia. Terlebih, teknologi informasi terpadu merupakan kebutuhan mendesak saat ini.
Harapan yang cukup tinggi terhadap teknologi GIS tersebut disampaikan dalam agenda Seminar Inovasi Geospasial untuk Pengendalian dan Pengambilan Keputusan yang Efektif oleh PT EBconnection Indonesia di Balai Kartini, Jalan Gatot Subroto, Jakarta.
“Untuk saat ini, publik lebih respons dengan visualisasi data,” kata Agung. “Nah, sistem Geospasial unggul dalam visualisasi karena punya 13 lapis yang lebih tinggi resolusinya,” ucap Agung.
Agung menyebutkan, dengan aplikasi Google Earth yang dimodifikasi, setiap pembangunan proyek dapat terpantau letak GPS dan visualisasinya secara lebih detail. Selain itu, inovasi Geospasial mampu memvisualisasikan keadaan laut secara detail dan merencanakan rekonstruksi infrastruktur daerah yang terkena bencana banjir atau gempa.
Penggunaan GIS ini merupakan respons terhadap visi Open Government Presiden Susilo Bambang Yudhoyono yang termuat dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah 2010-2012 dan diturunkan dalam Inpres I/2010 tentang Percepatan Pelaksanaan Prioritas Pembangunan Nasional tahun 2010.
Sebelumnya, penggunaan GIS ini telah diterapkan di tiga kota yaitu Aceh, Solo dan Yogyakarta. Menurut dia, implementasi di tiga kota tersebut cukup berhasil dengan basis partisipasi publik.
Di Yogyakarta, misalnya, setiap keluhan yang disampaikan oleh masyarakat terkait pembangunan langsung ditindaklanjuti secara online kepada bidang yang bersangkutan.
“Dalam sehari terdapat 10 laporan keluhan masyarakat, sehingga sistem ini mampu mempercepat mengatasi masalah pembangunan yang merugikan masyarakat luas,” kata Agung. “Tentu perlu dukungan penuh dari pemerintah daerah dalam penerapan inovasi ini,” ucapnya.
Agung menambahkan, pada penerapan tersebut, walikota di Yogyakarta memimpin langsung. “Ini perlu jadi contoh bagi daerah lain,” ucap Agung. Adapun yang menjadi tantangan dalam penerapan inovasi ini, kata Agung, adalah pada koordinasi dengan birokrasi di tingkat bawah yang kadang masih terjadi mispersepsi.
Harapan yang cukup tinggi terhadap teknologi GIS tersebut disampaikan dalam agenda Seminar Inovasi Geospasial untuk Pengendalian dan Pengambilan Keputusan yang Efektif oleh PT EBconnection Indonesia di Balai Kartini, Jalan Gatot Subroto, Jakarta.
“Untuk saat ini, publik lebih respons dengan visualisasi data,” kata Agung. “Nah, sistem Geospasial unggul dalam visualisasi karena punya 13 lapis yang lebih tinggi resolusinya,” ucap Agung.
Agung menyebutkan, dengan aplikasi Google Earth yang dimodifikasi, setiap pembangunan proyek dapat terpantau letak GPS dan visualisasinya secara lebih detail. Selain itu, inovasi Geospasial mampu memvisualisasikan keadaan laut secara detail dan merencanakan rekonstruksi infrastruktur daerah yang terkena bencana banjir atau gempa.
Penggunaan GIS ini merupakan respons terhadap visi Open Government Presiden Susilo Bambang Yudhoyono yang termuat dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah 2010-2012 dan diturunkan dalam Inpres I/2010 tentang Percepatan Pelaksanaan Prioritas Pembangunan Nasional tahun 2010.
Sebelumnya, penggunaan GIS ini telah diterapkan di tiga kota yaitu Aceh, Solo dan Yogyakarta. Menurut dia, implementasi di tiga kota tersebut cukup berhasil dengan basis partisipasi publik.
Di Yogyakarta, misalnya, setiap keluhan yang disampaikan oleh masyarakat terkait pembangunan langsung ditindaklanjuti secara online kepada bidang yang bersangkutan.
“Dalam sehari terdapat 10 laporan keluhan masyarakat, sehingga sistem ini mampu mempercepat mengatasi masalah pembangunan yang merugikan masyarakat luas,” kata Agung. “Tentu perlu dukungan penuh dari pemerintah daerah dalam penerapan inovasi ini,” ucapnya.
Agung menambahkan, pada penerapan tersebut, walikota di Yogyakarta memimpin langsung. “Ini perlu jadi contoh bagi daerah lain,” ucap Agung. Adapun yang menjadi tantangan dalam penerapan inovasi ini, kata Agung, adalah pada koordinasi dengan birokrasi di tingkat bawah yang kadang masih terjadi mispersepsi.
Sumber : viva news
Langganan:
Postingan (Atom)
Dr. Oldy, A. A : Dampak Penambahan Kuota Beasiswa terhadap Universitas Muara Bungo dan Masyarakat
Muara Bungo, 8 Desember 2024 – Penambahan kuota beasiswa di Universitas Muara Bungo (UMB) menjadi salah satu langkah strategis yang tidak...
STUDY TATA RUANG
Struktur Sungai
-
*Kota Sungai Penuh* — Alfin SH, calon kuat dalam pemilihan Wali Kota Sungai Penuh, kembali menunjukkan bahwa kepemimpinan tidak hanya tentan...
POLA RUANG SUMATERA
Kec. Jambi Selatan - Kota Jambi
BERHALE ISLAND
ISI IDRISI TAIGA
Desa Batu Kerbau - Kab. Bungo
PERATURAN TATA RUANG
DOWNLOAD PETA-PETA
Labels
Study Tata Ruang
(6)
Geospasial
(3)
PETA RTRW
(3)
PERDA RTRW
(2)
Peta Taman Nasional Bukit 30
(2)
Gunung Kerinci
(1)
Perencanaan Wilayah dan Kota
(1)
Peta Administrasi
(1)
SPASIAL
(1)
TANYA-JAWAB
(1)
TNBT
(1)
UU No 4/11 Informasi Geospasial
(1)
COMMUNICATE
+62 812731537 01