This activity reveals the issue of improving the natural environment and its benefits. The purpose of this activity is the manufacture of mangrove plantation to protect agricultural areas from abrasion marine fishing communities and utilize the results by commodity crop protection in the form of fish, shrimp and crabs as additional income at the time did not go to sea.
Kegiatan ini mengungkapkan isu tentang perbaikan lingkungan alam serta manfaatnya. Tujuan dari kegiatan ini adalah pembuatan perkebunan mangrove untuk melindungi area pertanian masyarakat nelayan dari abrasi laut serta memanfaatkan hasil perlindungan tersebut dengan komoditi panen berupa ikan, udang dan kepiting sebagai pendapatan tambahan pada saat tidak melaut.
Mangrove plantation consists of 14,000 seedlings with 105 acres and the acreage planted overall length 5 km from the beach. Avicinea, sp is a type of mangrove planted. Mangrove species are resistant to sea salt and have the ability to withstand the blows of the waves and tides.
Perkebunan mangrove ini terdiri dari 14.000 bibit dengan luas tanam 105 hektar dan panjang keseluruhan tanam 5 km dari bibir pantai. Avicinea, sp merupakan jenis mangrove yang di tanam. Mangrove jenis ini tahan terhadap garam laut dan memiliki kemampuan bertahan terhadap hempasan ombak serta gelombang pasang surut.
Using a modification of mangrove planting in the planting medium of mineral soil high in added cytokinins. Cytokinins is aphrodisiac grow roots and stems. Made naturally using the coconut milk and fermented using EM4 to accelerate growth of mangrove plants.
Penanaman mangrove di modifikasi menggunakan media tanam dari tanah mineral tinggi di tambah sitokinin. Sitokinin adalah zat perangsang tumbuh akar dan batang. Di buat secara alami menggunakan air kelapa dan difermentasi menggunakan EM4 untuk percepatan tumbuh tanaman mangrove.
GIS involves the manufacture of mangrove plantations in the implementation. GIS is used to create a planting area with the help of GPS as a tool of marker coordinates in the field. The results of the input data if the GPS in GIS. Furthermore, processed and reported through WebGIS GIS analysis that made use MAPPETIZER. WebGIS walk starts from the planning, implementation and supervision.
Pembuatan perkebunan mangrove melibatkan GIS dalam pelaksanaannya. GIS digunakan untuk membuat areal tanam dengan dibantu GPS sebagai alat penanda koordinat di lapangan. Hasil input data dari GPS di olah dengan GIS. Selanjutnya, hasil olahan dan analisis GIS dilaporkan melalui WebGIS yang di buat menggunakan MAPPETIZER. WebGIS berjalan dimulai dari perencanaan, pelaksanaan dan pengawasan.
Manufacture of mangrove plantation activities performed by the method of the form; survey and mapping, design of WebGIS, media preparation, planting, replanting, the addition of nutrients, cleaning and maintenance and utilization of plantation. Manufacture of mangrove plantation activities carried out for 4 years (2011-2015)
Kegiatan pembuatan perkebunan mangrove dilakukan dengan metode berupa ; survey dan pemetaan, perancangan WebGIS, pembuatan media, penanaman, penyulaman, penambahan nutrisi, pembersihan dan perawatan serta pemanfaatan hasil perkebunan. Kegiatan pembuatan perkebunan mangrove dilakukan selama 4 tahun (2011 – 2015)
Mangrove plantation village of fishermen community involves Sungai Cemara - Sadu District Tanjabtimur - Jambi province as many as 35 heads of households. All the financing of the media making up care by the community as an additional economic revenue.
Perkebunan mangrove ini melibatkan masyarakat nelayan Desa S. Cemara – Sadu Kabupaten Tanjabtimur sebanyak 35 kepala keluarga. Semua pembiayaan dari pembuatan media hingga perawatan dilakukan oleh masyarakat sebagai tambahan pendapatan ekonomi.
All of the manufacturing process follows the rules of mangrove plantations manajamen principle. Each implementation must be measured and controlled. Management functions are always involved from pre, during and after activity. And implementation of the management of mangrove plantations can be monitored through WebGIS a renewed each week, bringing the narrative, images, tables, graphs and maps).
Semua proses pembuatan perkebunan mangrove mengikuti kaidah dari prinsip manajamen. Setiap pelaksaanan harus terukur dan terkendali. Fungsi manajemen selalu dilibatkan dari pra, saat dan pasca kegiatan. Dan implementasi dari manajemen perkebunan mangrove ini dapat di pantau melalui WebGIS yang di perbaharui tiap minggunya, memunculkan narasi, gambar, tabel, grafik dan peta).