Senin, 05 September 2011

Indonesia Presiden dan Tata Ruang

Tata ruang atau dalam bahasa Inggrisnya Land use adalah wujud struktur ruang dan pola ruang disusun secara nasional, regional dan lokal. Secara nasional disebut Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional, yang dijabarkan ke dalam Rencana Tata Ruang Wilayah Propinsi, dan Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) tersebut perlu dijabarkan ke dalam Rencana Tata Ruang Wilayah Kota (RTRWK).
 
Ruang didefinisikan sebagai wadah yang meliputi ruang darat, ruang laut, dan ruang udara, termasuk ruang di dalam bumi sebagai satu kesatuan wilayah, tempat manusia dan makhluk lain hidup, melakukan kegiatan, dan memelihara kelangsungan hidupnya. Tata Ruang adalah wujud struktur ruang dan pola ruang.
 
Soekarno dan Tata ruang

Sejarah kota Jakarta yang bernilai tinggi menjadikannya terpilih sebagai ibukota meskipun keberadaannya merupakan warisan kolonial. Sementara Soekarno sangat membenci hal-hal yang berbau kolonialisme. Untuk alasan itu Soekarno lebih memilih untuk mengubah wajah Jakarta dan menghilangkan unsur-unsur kolonial. Berdasarkan Penetapan Presiden No. 6 tahun 1959, projek-projek mercusuar Soekarno segera dilaksanakan.
 
Dalam menyusun rancangannya untuk kota Jakarta Soekarno selalu menengok kota Berlin, Roma, dan Washington DC. Soekarno sangat mengagumi kemegahan Piazza Del Popolo di Roma, dan Mall of Washington DC serta Albert Speer (arsitek Jerman). Pada tahun 1956 Soekarno berkunjung ke India, USA, Kanada, Rusia, Itali, Jerman, Swiss, dan Cina. Soekarno merasa kagum, karena negara-negara itu memiliki bangunan-bangunan yang jauh lebih modern bila dibandingkan dengan bangunan-bangunan di Indonesia khususnya di kota Jakarta. 
 
Setiap kali melakukan kunjungan Soekarno selalu menyempatkan diri melihat karya-karya arsitektur dan membeli buku tentang arsitektur. Diduga hal ini berkaitan dengan keinginannya untuk membangun kota Jakarta yang awal pembangunannya dimulai pada tahun 1957. Dan alas an lain kenapa soekarno menginginkan Jakarta jadi ibukota Negara adalah :
 
1.   Keberadaan kota Jakarta yang memiliki nilai-nilai sejarah yang sangat tinggi.
2.   Desakan dari para duta besar negara-negara sahabat.
3.   Agenda Indonesia yang padat untuk segera menyelenggarakan event-event internasional.
 
Selepas lulus HBS tahun 1920, Soekarno berangkat ke Bandung untuk melanjutkan di THS (Technische Hoogeschool atau sekolah Tekhnik Tinggi yang sekarang menjadi ITB). Pada tahun 1926 atau ketika berumur 25 tahun, Soekarno berhasil menyelesaikan kuliahnya dan berhak menggunakan gelar Civile Ingeniuer (Insinyur Sipil).
 
Setelah lulus kuliah, Soekarno dan rekannya, Anwari, mendirikan Biro Insinyur Soekarno dan Anwari pada tahun 1928. Kemudian pada Agustus 1932, Ia mendirikan Biro Insinyur Soekarno & Roosseno. Biro itu memberikan jasa perencanaan dan juga menjadi pemborong. Mula-mula biro itu berkantor di Jalan Banceuy Nomor 18, Bandung. Kemudian pindah ke gedung di Jalan Dalem Kaum, Bandung.
 
Soekarno yang merupakan sarjana lulusan teknik sipil, mendapatkan kemampuan merancang secara otodidak. Semasa kuliah, ia mendapat bimbingan dari Profesor CP Wolff Schoemaker dalam mata kuliah Menggambar Arsitektur. Ia juga sempat magang sebagai juru gambar di biro arsitek milik sang profesor. Pada masa magang inilah, Soekarno diberikan kesempatan mengembangkan desain paviliun Hotel Preanger yang sedang direnovasi.
 
Pada tahun 1926-1945, selain paviliun Grand Hotel Preanger, karya arsitektur Soekarno dapat dijumpai pada beberapa rumah di sekitar Jl. Gatot Subroto, Jl Palasari, dan Jl. Dewi Sartika, Bandung. Sedangkan salah satu rancangan tata ruang kota karya Soekarno pada tahun 1945-1950 adalah rancangan skema Kota Palangkaraya yang digagas tahun 1957. Pada periode ini ditemukan juga tugu monumental sebagai bagian tata ruang kota seperti Tugu Proklamasi Jakarta, Tugu Muda Semarang, Tugu Alun – Alun Bunder Malang, Tugu Pahlawan Surabaya serta gagasan Tugu Monumen Nasional Jakarta. 
 
Pada 27 Januari 1962, Soekarno dianugerahi gelar doktor oleh almamaternya (ITB). Ada enam jasa Soekarno yang dianggap membuat dia layak diberi gelar doctor honoris causa. Pertama, pembangunan Gedung Pola, tempat mempertontonkan Cetak Biru Pembangunan Semesta Berencana kepada masyarakat. Garis besar fungsi bangunan itu dirancang oleh Soekarno dan diwujudkan oleh arsitek Friedrich Silaban. 
 
Kedua, pembangunan kompleks Asian Games, kompleks olahraga terbagus di Asia pada masa itu. Kemudian pembangunan Hotel Indonesia, pembuatan Jalan Jakarta – Bypass, serta pembangunan Masjid Istiqlal dan Monumen Nasional. Lalu dibangunlah Hotel Indonesia di Jakarta, Hotel Ambarukmo di Yogyakarta, Samudera Beach Hotel di Pelabuhan Ratu, dan Bali Beach Hotel di Pantai Sanur, Bali. Juga Tugu Selamat Datang dan Monumen Nasional. Untuk menyongsong Asian Games, dibangun kompleks Gelanggang Olahraga Senayan, yang juga dinamakan Gelora Bung Karno. 
 
Presiden Soekarno memberlakukan Perpres No. 13/1963 tentang “Penertiban Pembangunan Bangunan di Sepanjang Jalan antara Jakarta-Bogor-Puncak-Cianjur di Luar Batas-batas DKI Jakarta Raya, Daerah Swatantra Tingkat II Bogor dan Daerah Swatantra Tingkat II Cianjur”;
 
Presiden Soeharto menerbitkan Keppres No. 48/1983 tentang “Penanganan Khusus Penataan Ruang dan Penertiban serta Pengendalian Pembangunan Pada Kawasan Pariwisata Puncak dan Wilayah Jalur Jalan Jakarta -Bogor- Puncak-Cianjur di Luar Wilayah DKI Jakarta, Kotamadya Bogor, Kota Administratif Depok, Kota Cianjur dan Kota Cibinong (Keppres ini kerap disebut Keppres Penataan Ruang Kawasan Puncak);
 
Presiden B.J Habibie dengan Keppres No. 114 tentang “Penataan Ruang Kawasan Jakarta-Bogor-Puncak-Cianjur”.
 
 
Soeharto dan Tata Ruang

Istilah Pembangunan sangat lekat pada diri Pak Harto. Dengan merekrut teknokrat dan militer, dia menyusun Rencana Pembangunan Lima Tahun (Repelita) I-VII.
 
Setahun sejak dilantik sebagai presiden ke-2 RI pada 12 Maret 1967, Pak Harto langsung mengumumkan Kabinet Pembangunan I yang terdiri atas pakar, akademisi, dan militer. Setiap kabinet pembangunan (I-VII) bertugas selama lima tahun untuk melaksanakan Repelita I-VII.
 
Banyak capaian positif dari pembangunan yang dilalukan Pak Harto, terutama dalam menciptakan stabilitas politik dan perekonomian. Bahkan, Indonesia semasa tahun 1980-an sempat disebut sebagai salah satu "Macan Asia" karena pertumbuhan ekonomi yang mengesankan. Indonesia di mata dunia juga cukup disegani.
 
Presiden Soeharto menetapkan pertumbuhan ekonomi sebagai pokok tugas dan tujuan pemerintah. Untuk mengegolkan misinya itu, Pak Harto mengangkat banyak teknokrat dan ekonom yang mayoritas berpendidikan Barat dan liberal.
 
Keberhasilan awal dari program yang disusun tim ekonomi Soeharto adalah laju inflasi yang bisa melunak dalam waktu tiga tahun berturut-turut. Dari kisaran angka 650% pada 1966, turun menjadi 100% pada 1967, kemudian turun lagi jadi 50% pada 1968. Pada 1969, laju inflasi relatif terkendali di angka 13%.
 
Laju inflasi menjelang peristiwa G-30-S/PKI sangat luar biasa. Indeks biaya hidup tahun 1960 sampai 1966, naik hingga 438 kali yang mengakibatkan harga-harga di pasaran melonjak drastis. Kerja para ekonom semakin dimantapkan lewat penyusunan program rehabilitasi dan stabilisasi ekonomi. Pemerintah juga membuka diri untuk penanaman modal asing yang dilakukan bertahap.
 
Kerja keras tersebut membuahkan hasil. Indonesia berhasil meningkatkan hasil pertanian dan memperbaiki kehidupan petani. Produksi beras yang pada tahun 1969 hanya sebesar 12,2 juta ton menjadi lebih dari 25,8 juta ton pada 1984. Inilah titik di mana Indonesia berhasil mencapai swasembada beras. Capaian ini merupakan sebuah prestasi besar. Dari sebelumnya sebagai pengimpor beras terbesar di dunia, Indonesia bisa berswasembada.
 
Berkat sistem pembangunan yang diterapkannya itu, Soeharto didaulat berpidato di depan Konferensi ke-23 FAO (Organisasi Pangan dan Pertanian Dunia) di Roma, Italia, 14 November 1985. Dirjen FAO Dr Edouard Saouma dalam kunjungannya ke Jakarta, Juli 1986, juga menyerahkan penghargaan medali emas FAO atas prestasi tersebut. Atas dasar itu juga, MPR menganugerahi Pak Harto sebagai Bapak Pembangunan Nasional.
 
Tidak salah kalau penghargaan ini diberikan kepada Soeharto waktu itu. Pasalnya, Soeharto berhasil menurunkan jumlah penduduk miskin secara tajam. Dari 70 juta jiwa atau 60% dari jumlah penduduk di era 1970-an, menjadi 26 juta atau hanya 14%, pada 1990-an. Dalam hal pertumbuhan ekonomi, Soeharto juga mencapai hasil yang mengagumkan.
 
 
Produk UU Penataan Ruang : UURI No. 24/1992 tentang Penataan Ruang
 
 
B.J. Habiebie dan Pembangunan
 
Ketika mendapat amanah menjadi Presiden RI ke-3, kondisi ekonomi, sosial, stabilitas politik, keamanan di Indonesia berada di ujung tanduk “revolusi”.
 
Belajar dari kesalahan presiden pendahulunya, Jenderal Soeharto, Presiden Habibie memimpin Indonesia dengan cermat, cepat, telaten, rasional dan reformis. Habibie menunjukkan perhatiannya terhadap keinginan bangsa untuk lebih mengerti dan menerapkan prinsip umum demokrasi. Perhatiannya didasarkan pada pengamatan Habibie pada pemerintahan Orde Lama dan sebagai pejabat pada masa Orde Baru, dimana telah mengarahkan beliau untuk mempelajari situasi yang ada. 
 
Melalui proses yang sistematik, menyeluruh, dan menyatu, Habibie mengembangkan sebuah konsep yang lebih jelas, sebuah pengejewantahan dari proaktif dan prediksi preventive atas interpretasi dari demokrasi sebagai sebuah mesin politik. Konsep ini kemudian diimplementasikan dalam berbagai agenda politik, ekonomi, hukum dan keamanan seperti :
 
  • Kebebasan multi partai dalam pemilu (UU 2 tahun 1999)
  • Undang Undang anti monopoli (UU 5 tahun 1999)
  • Kebijakan Independensi BI agar bebas dari pengaruh Presiden (UU 23 tahun 1999)
  • Kebebasan berkumpul dan berbicara, (selanjutnya masyarakat lebih mengenal istilah demonstrasi)
  • Pengakuan Hak Asasi Manusia (UU 39 tahun 1999)
  • Kebebasan pers dan media,
  • Usaha usaha menciptakan pemerintahan yang efektif dan efisien yang bebas dari korupsi, kolusi, dan nepotisme atau dengan kata lain adalah pemerintahan yang baik dan bersih. (Membuat UU Pemberantasan Tindak Korupsi pada tahun 1999)
  • Penghormatan terhadap badan badan hukum dan berbagai institusi lainnya yang dibentuk atas prinsip demokrasi;
  • Pembebasan tahanan-tahanan politik tanpa syarat, (eg. Sri Bintang Pamungkas dan Muktar Pakpahan)
  • Pemisahan Kesatuan Polisi dari Angkatan Bersenjata.
Dalam waktu yang relatif singkat sebagai Presiden RI, Habibie telah memelihara pandangan modern beliau dalam demokrasi dan mengimplementasikannya dalam setiap proses pembuatan keputusan. Peran penting Habibie dalam percepatan proses demokrasi di Indonesia dikenal baik oleh masyarakat nasional ataupun internasional sehingga beliau dianggap sebagai “Bapak Demokrasi“. Komitmen beliau terhadap demokrasi adalah nyata. 
 
Ketika MPR, institusi tertinggi di Indonesia yang memiliki wewenang untuk memilih Presiden dan Wakil Presiden, menolak pidato pertanggung-jawaban Habibie (masalah referendum Timor-Timur), Habibie secara berani mengundurkan diri dari pemilihan Presiden yang baru pada tahun 1999. Beliau melakukan ini, selain penolakan MPR atas pidatonya tidak mengekang beliau untuk terus ikut serta dalam pemilihan, dan keyakinan dari pendukung beliau bahwa beliau akan tetap bisa unggul dari kandidat Presiden lainnya, karena yakin bahwa sekali pidatonya ditolak oleh MPR akan menjadi tidak etis baginya untuk terus ikut dalam pemilihan. Keputusan ini juga dimaksudkan sebagai pendidikan politik dari arti sebuah demokrasi.
 
Karena “demokratis”-nya Habibie, maka iapun memberikan opsi referendum bagi rakyat Timor-Timur untuk menentukan sikap masa depannya. Namun, perlu dicatat bahwa Habibie bukanlah orang yang bodoh dengan mudah memberikan opsi referendum tanpa alasan yang jelas dan tepat. Habibie sebagai Presiden RI memberikan opsi referendum kepada rakyat Timor-Timur mengingat bahwa Timor-Timur tidak masuk dalam peta wilayah Indonesia sejak deklarasi kemerdekaan Indonesia pada tanggal 17 Agustus 1945. Secara yuridis, wilayah kesatuan negara Indonesai sejak 17 Agustus 1945 adalah wilayah bekas kekuasaan kolonialisme Belanda yakni dari Sabang (Aceh) hingga Merauke (Irian Jaya/ Papua). Ketika Indonesia merdeka, Timor-Timur merupakan wilayah jajahan Portugis, dan bergabung bersama Indonesia dengan dukungan kontak senjata.
 
 
Bagi sebagian orang menganggap bahwa masuknya militer Indonesia di Timor-Timur merupakan bentuk neo-kolonialisme baru (penjajahan modern) dari Indonesia pada tahun 1975. Seharusnya Indonesia tidak ikut campur pada proses kemerdekaan Timor-Timur dari penjajahan Portugis. Jadi, kita dapat memahami dibalik landasan Habibie dimana provinsi Timor-Timur lepas dari Negara Kesatuan Republik Indonesia. Perlu dicatat bahwa  kasus Aceh dan Papua berbeda dengan Timor-Timur. Disadur dari: http://nusantaranews.wordpress.com/
 
Mantan Presiden Indonesia Baharuddin Jusuf Habibie memberikan beberapa masukkan kepada Gubernur DKI Jakarta Fauzi Bowo untuk mengatasi berbagai macam masalah yang menjadi momok bagi Ibu Kota.  “Saya bertemu dengan Gubernur untuk menanyakan lebih detail permasalahan yang ada di Jakarta,”
 
Menurut Habibie, dia juga memberikan pertanyaan-pertanyan agar gubernur bisa mengembangkan kemampuan Fauzi. “Pertanyaan saya tadi cukup membuat rangsangan sehingga Gubernur bekerja sesuai dengan ilmu pengetahuan dan knowledge yang dimiliki,” kata Habibie.
 
Di tempat yang sama,  Fauzi Bowo mengatakan,  saran Habibie itu antara lain menyangkut masalah pemberlakuan Electronic Road Pricing (ERP). Sebelum sistem itu diterapkan Habibie menyarankan agar pemerintah menyiapkan bus yang memberi kenyamanan kepada masyarakat. Dengan adanya kenyamanan ini orang dengan suka rela beralih dari kendaraan pribadi ke angkutan umum.
 
Saran kedua, kata fauzi, berkaitan dengan masalah banjir di Jakarta. Habibie menyarankan agar penmerintah membuat  tendon air yang bisa menjernihkan air secara langsung dari waduk. “Ke depan, kami akan mendesain reklamasi juga dibuatkan tendon-tandon. Sehingga fresh water dari penyaringan air laut bisa dijadikan cadangan air bersih,” ujar Fauzi.
 
Saran Habibie lainnya adalah membuat pengintegrasian antara desain tata ruang dengan desain transportasi. Dengan pengintegrasian ini, menurut perhitungan Habibie, dapat menghemat biaya dan juga menghemat 1/6 waktu perjalanan dari hunian ke kantor.
 
Megawati dan Tata Ruang

"Perlu proses belajar lebih matang lagi. Kita sebagai bangsa harus terus belajar. Jadi mereka yang duduk di lembaga legislatif itu haruslah orang-orang yang benar-benar berkualitas dan mampu menghasilkan produk-produk hukum yang berkualitas pula. Siapa yang tidak ingin punya wakil rakyat yang berkualitas. 
 
Oleh karena itu siapapun yang mau maju jadi caleg harus mampu melakukan otokritik pada dirinya sendiri, apakah benar mampu menjadi anggota legislatif yang berkualitas dengan segala kemampuan yang ada atau belum. Saya selalu menekankan agar UU yang dibuat bukanlah untuk menyenangkan sekelompok orang dan berlaku sesaat tapi untuk mensejahterakan banyak orang dan berlaku lama." 
 
Mengenai masalah tata ruang, Hj. Megawati Soekarnoputri berpesan hal ini mesti menjadi fokus perhatian. Menurut beliau, aturan tata ruang selama ini belum dijalankan dengan benar. Padahal tata ruang ini sangat penting dan sangat terkait langsung dengan masalah pangan. “Untuk ketahanan pangan, tanah produktif jangan diganggu.
 
Lebih lanjut beliau mengatakan dewasa ini banyak daerah yang tadinya lahan subur dan menjadi lumbung pangan malah dialihfungsikan menjadi areal bisnis. Sedangkan daerah yang tak produktif malah dibiarkan begitu saja.
 
“Daerah Kerawang-Bekasi yang dulu merupakan lumbung pangan, sekarang sudah beralih fungsi dan tak produktif lagi. Pada zaman dulu, Belanda saja tak mengalihfungsikan Kerawang-Bekasi ini karena potensi pangannya,” terang Hj. Megawati Soekarnoputri.
 
“Saya titip masalah pengelolaan air dan tata ruang wilayah ini kepada Gubernur Jawa Tengah. Bangsa ini dikelilingi banyak air, tetapi minim air bersih,” kata Megawati saat membuka Konferensi Daerah Dewan Pimpinan Daerah PDIP Jawa Tengah, di Semarang, Senin.
 
Menurut dia, penataan ruang di negara ini tidak jelas. “Dimana saja orang bisa membangun. Masalah ini bahkan sudah dibicarakan di tingkat Perserikatan Bangsa-Bangsa,” katanya. Ia menuturkan, jika pola hidup masyarakat dunia terus seperti ini, dikhawatirkan akan terjadi bencana kekurangan pangan.
 
Ia mengatakan, masyarakat telah teracuni pikiran pragmatis yang hanya memikirkan kepentingan sesaat. Permasalahan sumber daya air dan tata ruang wilayah ini, kata dia, seharusnya dipikirkan di tingkat pusat, namun hingga saat ini belum dibicarakan secara serius.
 
 
 SBY dan Tata Ruang

Pemerintah menegaskan pembangunan harus memperhatikan lingkungan dan tata ruang. Sebab, sudah banyak lingkungan yang rusak dan terlantar akibat tidak adanya konsep tata ruang dan pengelolaan lahan yang benar.
 
Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) menyatakan kerusakan itu terjadi karena kealpaan penyusunan tata ruang dan pengolahan lain. Sehingga dia mengatakan, pembangunan di sektor kehutanan, penambangan dan lainnya tak bisa dilakukan jika tanpa konsep tata ruang dan pengelolaan lahan yang benar.
 
Menurutnya, pengelolaan sumber daya alam dan lahan harus mengutamakan kepentingan bersama. "Bukan hanya kepentingan usaha besar, tapi juga usaha menengah, usaha kecil, usaha rakyat," kata Presiden SBY dalam peringatan Hari Agraria Nasional di Istana Bogor.
 
SBY menambahkan jika tata ruang dan pemanfaatan lahan dilakukan dengan baik sesuai dengan perencanaan dan aturan yang berlaku, maka status hukumnya jelas. Alhasil, jika status hukum dan kepemilikan serta penggunaan tanah jelas, maka menjadi bagian untuk menjaga ketenteraman dalam kehidupan. 
 
SBY juga meminta jajaran pemerintah pusat dan daerah, lembaga-lemabag negara serta masyarakat, mematuhi peraturan perundang-undangan tentang tanah dan tata ruang. "Dengan demikian tidak terjadi tumpang tindih pengakuan atau klaim atas tanah," katanya.
 
 Produk UU Penataan Ruang : UURI No. 26/2007 tentang Penataan Ruang
 

Minggu, 28 Agustus 2011

KONSEP SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS

Sistem Informasi Geografis (Geographic Information System/GIS) yang selanjutnya akan disebut SIG merupakan sistem informasi berbasis komputer yang digunakan untuk mengolah dan menyimpan data atau informasi geografis (Aronoff, 1989). 

Secara umum pengertian SIG sebagai berikut:   ” Suatu komponen yang terdiri dari perangkat keras, perangkat lunak, data geografis dan  sumberdaya manusia  yang bekerja bersama secara efektif untuk memasukan, menyimpan, memperbaiki, memperbaharui, mengelola, memanipulasi, mengintegrasikan, menganalisa dan menampilkan data dalam suatu informasi berbasis geografis ”.

Dalam pembahasan selanjutnya, SIG akan selalu diasosiasikan dengan sistem yang berbasis komputer, walaupun pada dasarnya SIG dapat dikerjakan secara manual, SIG yang berbasis komputer akan sangat membantu ketika data geografis merupakan data yang besar (dalam jumlah dan ukuran) dan terdiri dari banyak tema yang saling berkaitan.

SIG mempunyai kemampuan untuk menghubungkan berbagai data pada suatu titik tertentu di bumi, menggabungkannya, menganalisa dan akhirnya memetakan hasilnya. Data yang akan diolah pada SIG merupakan  data spasial yaitu sebuah data yang berorientasi geografis dan merupakan lokasi yang memiliki sistem koordinat  tertentu, sebagai dasar referensinya. Sehingga aplikasi SIG dapat menjawab beberapa pertanyaan seperti; lokasi, kondisi, trend, pola dan pemodelan. Kemampuan inilah yang membedakan SIG dari sistem informasi lainnya.

Jumat, 26 Agustus 2011

Mangrove plantation (Kebun Mangrove di Jambi)



























This activity reveals the issue of improving the natural environment and its benefits. The purpose of this activity is the manufacture of mangrove plantation to protect agricultural areas from abrasion marine fishing communities and utilize the results by commodity crop protection in the form of fish, shrimp and crabs as additional income at the time did not go to sea.

Kegiatan ini mengungkapkan isu tentang perbaikan lingkungan alam serta manfaatnya.  Tujuan dari kegiatan ini adalah pembuatan perkebunan mangrove untuk melindungi area pertanian masyarakat nelayan dari abrasi laut serta memanfaatkan hasil perlindungan tersebut dengan komoditi panen berupa ikan, udang dan kepiting  sebagai pendapatan tambahan pada saat tidak melaut. 

Mangrove plantation consists of 14,000 seedlings with 105 acres and the acreage planted overall length 5 km from the beach. Avicinea, sp is a type of mangrove planted. Mangrove species are resistant to sea salt and have the ability to withstand the blows of the waves and tides.

Perkebunan mangrove ini terdiri dari  14.000 bibit dengan luas tanam 105 hektar dan panjang keseluruhan tanam 5 km dari bibir pantai.  Avicinea, sp merupakan jenis mangrove yang di tanam. Mangrove jenis ini tahan terhadap garam laut dan memiliki kemampuan bertahan terhadap hempasan ombak  serta  gelombang pasang surut. 

Using a modification of mangrove planting in the planting medium of mineral soil high in added cytokinins. Cytokinins is aphrodisiac grow roots and stems. Made naturally using the coconut milk and fermented using EM4 to accelerate growth of mangrove plants.

Penanaman mangrove di modifikasi menggunakan media tanam dari tanah mineral tinggi di tambah sitokinin. Sitokinin adalah zat perangsang tumbuh akar dan batang. Di buat secara alami menggunakan air kelapa dan difermentasi menggunakan EM4 untuk percepatan tumbuh tanaman mangrove.


GIS involves the manufacture of mangrove plantations in the implementation. GIS is used to create a planting area with the help of GPS as a tool of marker coordinates in the field. The results of the input data if the GPS in GIS. Furthermore, processed and reported through WebGIS GIS analysis that made use MAPPETIZER. WebGIS walk starts from the planning, implementation and supervision.

Pembuatan perkebunan mangrove melibatkan GIS dalam pelaksanaannya. GIS digunakan untuk membuat areal tanam dengan dibantu GPS sebagai alat penanda koordinat di lapangan. Hasil input data dari GPS di olah dengan GIS. Selanjutnya, hasil olahan dan analisis GIS dilaporkan melalui WebGIS yang di buat menggunakan MAPPETIZER. WebGIS berjalan dimulai dari perencanaan, pelaksanaan dan pengawasan.

Manufacture of mangrove plantation activities performed by the method of the form; survey and mapping, design of WebGIS, media preparation, planting, replanting, the addition of nutrients, cleaning and maintenance and utilization of plantation. Manufacture of mangrove plantation activities carried out for 4 years (2011-2015)

Kegiatan pembuatan perkebunan mangrove dilakukan dengan metode berupa ; survey dan pemetaan, perancangan WebGIS, pembuatan media, penanaman, penyulaman, penambahan nutrisi, pembersihan dan perawatan serta pemanfaatan hasil perkebunan. Kegiatan pembuatan perkebunan mangrove dilakukan selama 4 tahun (2011 – 2015)



Mangrove plantation village of fishermen community involves Sungai Cemara - Sadu District Tanjabtimur - Jambi province as many as 35 heads of households. All the financing of the media making up care by the community as an additional economic revenue.

Perkebunan mangrove ini melibatkan masyarakat nelayan Desa S. Cemara – Sadu Kabupaten Tanjabtimur sebanyak 35 kepala keluarga. Semua pembiayaan dari pembuatan media hingga perawatan dilakukan oleh masyarakat sebagai tambahan pendapatan ekonomi.

All of the manufacturing process follows the rules of mangrove plantations manajamen principle. Each implementation must be measured and controlled. Management functions are always involved from pre, during and after activity. And implementation of the management of mangrove plantations can be monitored through WebGIS a renewed each week, bringing the narrative, images, tables, graphs and maps).
Semua proses pembuatan perkebunan mangrove mengikuti kaidah dari prinsip manajamen. Setiap pelaksaanan harus terukur dan terkendali. Fungsi manajemen selalu dilibatkan dari pra, saat dan pasca kegiatan. Dan implementasi dari manajemen perkebunan mangrove ini dapat di pantau melalui WebGIS yang di perbaharui tiap minggunya, memunculkan narasi, gambar, tabel, grafik dan peta).


Selamat Idul Fitri 1432 H


Kamis, 25 Agustus 2011

Jika orang spasial pulang kampung


Anda siap pulkam alias Pulang Kampung..? Jangan lupa persiapan yang sempurna, demi keselamatan dan kelancaran perjalanan. Mari kita coba pulkam dengan menerapkan kesenangan dalam perjalanan. Kita coba untuk bermain dalam SpatialThinking.

Kali ini tentang merekam yang anda alami dalam perjalanan pulkam dengan kamera dan GPS (jika ada). Untuk mudahnya, saya akan menggolongkan anda, dan juga beberapa tips yang bisa dipakai. Saya coba mengolongkan menjadi 3 golongan.

  1. Gol-1 adalah yang bawa: GPS, kamera dijital, hape dengan koneksi internet. Gol-1 bisa saja punya satu hape yang telah ada GPS + koneksi internet + media sosial anda. 
  2. Sedangkan Gol-2 bawa: GPS dan kamera dijital, atau kamera yang ada GPS-nya, tapi gak biasa update status. 
  3. Dan Gol-3 yang bawa: kamera dijital saja (belum punya GPS).

Anda termasuk yang mana? silakan pilih dan ucapkan dalam hati saja… : )
Langkah pertama siapkan rute perjalanan anda, pakai rute massal (yg biasa macet parah) atau rute pilihan. Pilihan rute akan berpengaruh pada perekaman obyek di jalan, selain kecepatan sampai kampung tentunya :D

Langkah kedua, pastikan senjata anda beramunisi, maksudnya GPS/kamera cukup batere, memori luas, dalam kondisi baik. Juga pastikan GPS/kamera sudah di-set sesuai dengan yang diinginkan. Misal: GPS dalam kondisi On utk tracking. Kamera di-set “auto” atau “pemandangan” atau “speed”, pastikan resolusi yang digunakan (megapixel) dan ISO. Jika anda relatif akan banyak memfoto dalam kondisi kendaraan bergerak, gunakan ISO tinggi.

Langkah ketiga, pastikan hape atau netbook anda terinstal perangkat lunak pendukung, misal Google Latitude. Jika anda ada akun Fb/twitter, aktifkan opsi lokasi, jadi saat anda update status maka lokasi akan terpublis juga. Jika bawa netbook, bisa juga coba FootprintFeed, extension di Chrome. Melaporkan posisi secara otomatis. FootprintFeed akan tweet dan isi status FB berdasar posisi kita pada Google Latitude.
Langkah keempat, skenariokan SOP atau prosedur saat anda mengoperasikan dengan brbagai skenario. Skenario? Mari kita bahas.

Mengoperasikan alat memerlukan prosedur, disesuaikan dengan situasi dan kondisi yang ada. Kita coba buat ya.

Hal yang perlu direkam dalam perjalanan tentunya yang menarik. Seperti: macet (penyebab, perilaku orang saat macet). Saat macet banyak obyek menarik, segera foto (dg sopan tentunya), rekam posisi..!! (ingat/catat lokasi utk Gol-3). Lokasi dan data (foto/keterangan) harus terkait, ini seperti fitur titik dan atributnya… hehe…

Hal lain lagi seperti landmark (bangunan antik, tugu), perilaku (penumpang di kendaraan lain, pasar tumpah). Landmark perlu berhenti sejenak, rekam, dan jalan lagi. Pakai metoda “stop and go”, gampang kan..? Pasar tumpah adalah obyek menarik, tapi agak repot merekamnya karena malah bisa mbuat jalan macet :D, disesuaikan

Juga topik umum spt pemandangan (pilih yang asik2 aja), kendaraan (bak truk, kend modifikasi, lukisan dinding bis). Pemandangan, lakukan perekaman sambil istirahat sejenak. Jangan lupa: foto dan rekam/catat posisi.
 
Untuk kecelakaan, ups, bisa juga direkam selama masih etis. Sejauh apa etisnya? Silakan dipertimbangkan sendiri.

Contoh penerapan pada obyek macet adalah (Gol-1): foto obyek yang dimaksud, dengan berbagai sudut/zoom yang memungkinkan. Gunakan GPS, rekam/mark posisi dan jangan lupa beri nama/label WPS-nya, repot status di twitter/fb via hape. Jika hape memungkinkan (ber-GPS, ber-kamera, dan ber-internet), lakukan sekaligus, gambar terbaik yang diunggah.

Untuk Gol-2, segera foto dan kemudian rekam lokasi dengan GPS, agak mleset dikit posisi gak papa, tdk perlu presisi. Bagi Gol-3, segera foto momen yang ada, kemudian ingat/catat lokasi, gak perlu minder dengan Gol-1 dan 2 hehe…

Saya menekankan foto dulu baru rekam posisi, karena momen foto biasanya gak bisa ditunggu, akan segera hilang. Itu adalah contoh, dan silakan berkreasi dalam merekam gambar dan posisi banyak momen di perjalanan.

Sesampainya di kampung halaman, segera unduh semua data (foto dan lokasi), simpan dalam netbook atau penyimpan lain. Ini untuk menyiapkan kembali senjata anda, dan siap berburu lagi selama di kampung atau perjalanan pulang.

Setelah waktu lega, terutama yang gak bisa koneksi internet dalam perjalanan, mulailah letakkan foto di peta daring. Jika foto sdh ter-geotag (dari kamera ber-GPS), langsung unggah beres. Bagi yang pakai kamera biasa lakukan geotag.

Saya biasanya menggunakan perangkat lunak Picasa dan Google Earth (free from Google). dengan keduanya mudah geotag.

Catatan posisi dari GPS juga segera disesuaikan formatnya agar dapat dimanfaatkan terkait dengan foto. Mengenai bagaimana meng-geotag-kan foto, tips dan cara sila baca di http://j.mp/rljRNf
Unggah foto2 ke album foto daring, yang menyediakan peta, seperti Picasaweb (Google) atau Flickr (Yahoo). Dan anda akan mendapatkan peta foto anda dalam peta daring, segera distribusikan ke rekan2 dan keluarga anda.

Tidak hanya membuat interaksi menarik antarkeluarga/rekan, tetapi juga merekam perjalanan anda dengan baik. Juga akan menjadi bahan cerita yang tak henti2, apalagi jika banyak hal menarik dan “menarik” di perjalanan.

Ini adalah sesuatu yang menyenangkan, dapat membuat senyum dan kebahagiaan banyak orang. Percayalah.. : )

Mari kita pulkam sambil SpatialThinking, dan ini membuktikan anda benar-benar orang spasial :D.
Sekian, semoga berguna… : )

Sumber : Catatan kecil htts

PELATIHAN ARCGIS TINGKAT DASAR di JAMBI

Materi-materi :

I. SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS

1.1.  Pengertian Sistem Informasi Geografis
1.2.  Data Spasial
1.3.  Peta, Proyeksi Peta, Sistem Koordinat, GPS


II. PENGENALAN ArcMAP 

2.1.  Membuka Data Spasial atau Peta yang Telah Ada dengan ArcMap
2.2.  Melihat Data Atribut Sebuah Layer Menggunakan Map Tips
2.3. Penyusunan Layer
2.4.  Mengaktifkan dan Menonaktifkan Layer
2.5. Perbedaan View Pada Data Anda
2.6. Mengolah peta
2.7. Melihat Atribut Data
2.8. Mengaktifkan Map Tips
2.9.  Mencari Feature dan Membuat Bookmark
2.10.  Mengukur Jarak dan Membuat Skala
2.11. Pengelompokan Layers
2.12. Merubah Tampilan Layer
2.13. Merubah Tampilan Dengan Skala

III. PENGANTAR ArcCATALOG

3.1. Sekilas Tentang ArcCatalog
3.2. Browsing data dengan ArcCatalog
3.3.  Menggunakan  ArcCatalog
3.4. Mengedit Metadata
3.5. Mencari Data dengan ArcCatalog
3.6. Terminologi Sistem Koordinat
3.6.1.Sistem Koordinat
3.6.2. Mengatur Tampilan Sistem Koordinat
3.6.3. Pengaturan Koordinat Baca
3.6.4. Membuat  Sebuah Template Dokumen Peta
3.7. Pengantar Geodatabase
3.7.1. Geodatabase Terminologi
3.7.2. Membuat Shapefile Baru
3.7.3. Membuat Geodatabase Baru
3.7.4. Membuat feature classes
3.7.5. Mengimport Data ke dalam Geodatabase
3.7.6. Menambah Data Baru ke Dalam Sebuah Peta

IV. REKTIFIKASI

4.1.  Pengertian Rektifikasi
4.2.  Menampilkan Data Raster
4.3.  Proses Rektifikasi
4.4.  Menyiapkan Semua Layer Data Spasial
4.5.  Menyiapkan Layer Image
4.6.  Menambahkan Titik Kontrol
4.7.  Rektifikasi Menggunakan Titik Kontrol dari GPS
4.8.  Menggunakan Tabel Data
4.9.  Proses Pengaturan
4.10. Menyimpan Hasil Rektifikasi
4.11. Menampilkan Citra Hasil Rektifikasi

V. MEMBUAT DATA SPASIAL

5.1. Pengertian Digitasi Peta
5.2. Metode Digitasi
5.3. Menambah Data Gambar
5.4. Membuat Layer/Shapefile
5.5. Menentukan Sistem Koordinat Shapefile
5.6. Digitasi
5.7. Snapping
5.8. Memulai Digitasi
5.9. Menyimpan Hasil Digitasi
5.10. Annotasi Sederhana
5.11.  Membuat Layer Point dari Teks File
5.12.  Membuat Link ke Database Acces
5.13. Import Data MapInfo
5.14. Labelling Lanjutan
5.15.  Pengaturan Advance Simbol Layer untuk Titik

VI. MENGEDIT DATA VEKTOR

6.1. Mengedit Data Vektor
6.2. Membuat Setting Snap
6.3. Menambah Feature Linier
6.4. Menambahkan Feature Titik menggunakan Koordinat Absolut

VII. MENAMPILKAN DATA SPASIAL 

7.1.  Menampilkan Data Berdasarkan Kategori Data Attribut
7.1.1. Menampilkan Data dalam Semua Kategori
7.1.2. Menampilkan Data Berdasarkan Kategori yang Diinginkan
7.1.3. Membuat Layer Transparan
7.2.  Menampilkan Data dalam Beberapa Kelompok (Class)
7.2.1. Menampilkan Data  dengan Degradasi Warna
7.2.2. Menampilkan Data dengan Degradasi Simbol
7.3.  Menampilkan Data dengan Grafik
7.4.  Menampilkan Tabel Atribut dan Merubah Tampilannya
7.5.  Memilih Features

VIII. QUERY DATA 


8.1.  IdentifikasI Sebuah Feature
8.2.  Mencari Feature Tertentu
8.3.  Melakukan Query Secara Interaktif
8.4.  Melakukan Query Spasial
8.5.  Query Lanjutan

IX. LAYOUT DAN PENCETAKAN PETA

9.1.  Menampilkan/mengatur Peta
9.2.  Mengatur Proyeksi
9.3.  Mengatur Halaman Layout
9.4.  Langkah-langkah Untuk Menambahkan Koordinat Peta
9.5.  Langkah-langkah untuk Menambahkan Skala
9.6.  Langkah-langkah untuk menambahkan Panah Penunjuk arah
9.7.  Langkah-langkah untuk Menambahkan Judul Peta
9.8.  Menambahkan Object pada Layout
9.9.  Menambahkan Teks pada Layout
9.10. Membuat Extent Rectangle
9.11. Langkah-langkah untuk Menambahkan Legenda
9.12. Menyimpan Peta
9.13. Ekspor peta
9.14. Mencetak Peta

X. SUMBER DATA DALAM ArcGIS

10.1. Menambah Data dari ESRI dengan Koneksi Langsung ke Internet
10.2. Menambah Data Geografi (selain ESRI)
10.3. Manage Website

Struktur Sungai

Struktur Sungai

POLA RUANG SUMATERA

POLA RUANG SUMATERA

Kec. Jambi Selatan - Kota Jambi

Kec. Jambi Selatan - Kota Jambi

BERHALE ISLAND

Pulau Berhala
Large selection of World Maps at stepmap.com
StepMap Pulau Berhala


ISI IDRISI TAIGA

ISI IDRISI TAIGA

HOW TO GOIN ON BERHALE ISLAND

Kota Jambi

Desa Batu Kerbau - Kab. Bungo

Desa Batu Kerbau - Kab. Bungo

TERAKHIR DI UPDATE GOOGLE

COMMUNICATE

+62 812731537 01