Sumber : SeALaLaShiFa's blog
REDD (Reducing Emission Deforestation and Degradations) merupakan isu penting dalam perbaikan iklim bumi. Tujuan akhir dari isu ini adalah memperkecil pembukaan hutan-hutan penting. Tidak terkecuali RI yang memiliki hutan-hutan potensial penting untuk perbaikan iklim bumi. Kenapa ini penting, perubahan iklim merupakan isu global tentang kesehatan bumi.
Sumber : Lapisan Ozon « Dwiwildhat...9;s Blog
Gangguan bumi dimulai dari pelebaran lobang ozon, sehingga panas matahari tidak ter-filter dan menaikan suhu permukaan di bumi, lambat laun lobang tersebut semakin luas dan semakin terasa temperatur suhu yang meningkat di bumi. Pelebaran ini adalah akibat aktivitas industri di bumi yang menggunakan zat perusak pelindung bumi. Hutan dapat memperbaiki perubahan iklim bumi, dengan demikian hutan adalah kekuatan fisik dari bumi. Saat ini, bumi mengalami gangguan terhadap fisik. Gangguan tersebut dapat dirasakan pada ujung bumi bagian utara.
Norwegia adalah negara yang terletak di ujung utara bumi, negara tersebut sangat mengharapkan RI mau untuk bekerja sama dan hal ini telah disepakati oleh kedua negara dalam bentuk Program REDD (Reducing Emission Deforestration and Degradation). Dampak perubahan iklim bumi sangat dirasakan oleh Norwegia, es yang terdapat di kutub utara telah mencair akibat dari naiknya suhu permukaan bumi dari peningkatan luas lobang ozon yang tercipta dari aktivitas industri di bumi.
Pergerakan cairnya es telah jauh mengarah ke laut, dan jika pergerakan es ini berlawanan arah, maka Norwegia negara pertama yang mendapatkanya. Untuk itu Pemerintahan Norwegia bersama Pemerintahan Republik Indonesia membuat kesepakatan dalam perbaikan hutan-hutan potensial penting. Hutan dapat menetralkan gas-gas pembuangan hasil industri yang dapat merusak gas pelindung bumi dari bahaya luar. Mekanisme kerja sama Norwegia dan RI adalah biaya kompensasi terhadap hutan yang tidak rusak dengan kata lain Norwegia menyewa hutan RI untuk menetralkan gas-gas pembuangan hasil industri yang diciptakan oleh negara-negara maju. Norwegia membayar kompensasi tersebut terhadap nilai karbon yang dihasilkan.
Hasil survey beberapa referensi, penulis mencoba untuk merancang suatu metoda untuk memenuhi mekanisme tersebut. Tulisan ini menjawab pertanyaan bagaimana NLK dan NMSK mempengaruhi REDD. Tujuan akhir dari tulisan ini adalah untuk mengetahui nilai-nilai penting yang dapat mensukseskan program REDD.
Metode kerja yang dilakuan untuk analisa Nilai Lahan Kritis adalah atas berdasarkan Petunjuk Teknis Penyusunan Data Spasial Lahan Kritis tahun 2004 oleh Direktorat Jendral Rehabilitasi Lahan dan Perhutanan Sosial (RLPS) dan Surat Direktur Jendral RLPS No. S.296/V-SET/2004 tanggal 5 oktober 2004. Pada Dasarnya teknik yang digunakan dalam analisa ini adalah dengan metoda overlay atau tumpang susun dan pengecekan atau survey langsung di lapangan.<
Tidak ditemukan dalam referensi literatur tentang hubungan NLK terhadap REDD, hubungan membuat penulis untuk berinisiatif mencoba menggunakan variabel NLK sebagai variabel bebas terikat dalam mempengaruhi variabel tidak bebas (REDD). Variabel bebas tidak terikat adalah variabel yang ditentukan oleh variabel-variabel yang terukur.
Variabel terukur untuk memenuhi NLK sebagai variabel bebas terdiri atas variabel ; data spasial liputan lahan, data spasial kemiringan lahan, data spasial tingkat erosi, data spasial tingkat produktivitas dan data spasial kriteria manajemen. Hasil dari variabel terukur tersebut akan membuat variabel bebas terikat akan menterjemahkan ruang dengan bentuk bagian berupa ; ruang sangat kritis, ruang kritis, ruang agak kritis, ruang tidak kritis, ruang potensial kritis dan ruang tidak kritis.
Ditulis Oleh : Oldy Arnoldy Arby (Agustus, 2010)
KOORDINATOR FORUM TATA RUANG INDONESIA
Tidak ada komentar:
Posting Komentar