Dengan pendapatan domestik regional bruto (PDRB) sebesar Rp320 triliun pada 2010, perekonomian Kaltim saat ini masih didominasi sektor pertambangan dan penggalian (41,62%) dan industri pengolahan migas (34,8%).
Gubernur Kaltim Awang Faroek Ishak mengatakan walaupun kontribusi sektor pertanian dalam arti luas masih rendah terhadap PDRB, tetapi mampu menyerap tenaga kerja lebih dari 35% dibandingkan dengan sektor migas dan pertambangan yang hanya menyerap 11,74% tenaga kerja.
"Sektor pertanian tidak diragukan lagi karena mampu mengurangi pengangguran dan menekan angka kemiskinan. Inilah yang menjadi alasan mengapa Kaltim menetapkan visi Kaltim Bangkit 2013," kata Awang dalam pembukaan Pekan Nasional (Penas) XIII Petani Nelayan 2011 kemarin.
Sebagai provinsi terluas kedua setelah Papua, Kaltim memiliki jumlah penduduk 3,5 juta jiwa dan laju pertumbuhan penduduk 3,9% per tahun.
Untuk mewujudkan pengembangan bidang pertanian dalam arti luas tersebut, Awang menegaskan pihaknya mengharapkan dukungan pemerintah pusat. Dukungan tersebut diantaranya rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi (RTRWP) segera disahkan sehingga daerah memiliki kepastian hukum mendapatkan kawasan-kawasan budidaya non kehutanan dan hutan-hutan sekunder yang bisa dikonversi untuk lahan pertanian.
"Insya Allah lahan-lahan pertanian di Kaltim akan bertambah, bukan berkurang. Pengembangan pertanian di Kaltim ke depan tidak lagi dilakukan secara konvensional tetapi secara industrialisasi dengan menekankan pada peningkatan produktivitas yang bernilai tambah," papar Awang. (tw)
SUMBER : BISNIS.COM
Tidak ada komentar:
Posting Komentar