Kamis, 19 Agustus 2010
Indonesia Butuh Peta Mikrozonasi Untuk Manajemen Bencana
Indonesia sudah melansir peta gempa Indonesia yang baru beberapa waktu lalu. Peta ini akan sangat bermanfaat dalam manajemen bencana di Indonesia terkait dengan hazard gempa tektonik.
Namun peta itu tidak akan banyak membantu mengetahui risiko akibat gempa bila tidak diikuti dengan pembuatan peta mikrozonasi pada daerah-daerah rawan gempa. Sekedar info saja, belum satupun kota-kota di Indonesia yang memiliki peta mikrozonasi.
Apa manfaat peta mikrozonasi dengan skala 200 meter? Ketua Tim Revisi Peta Gempa Indonesia Masyhur Irsyam yang juga Guru Besar FT Sipil dan Lingkungan ITB menyatakan bahwa dengan peta ini akan lebih mudah mengetahui bangunan mana yang kuat atau tidak terhadap gempa.
Ini dikarenakan bahwa setiap daerah memiliki karakter yang berbeda walaupun, bisa jadi, dalam satu provinsi yang sama. Misalnya DKI Jakarta saja, daerah utara dan selatan memiliki karakteristik tersendiri tanahnya. Bagian utara lebih tebal lapisan lunaknya sedangkan bagian selatan kebalikannya. Hal ini akan berpengaruh bila terjadi gempa di DKI Jakarta maka bagian utara akan lebih “bergoyang”.
Masih menurut Pak Masyhur, Kota-kota besar di dunia yang memiliki risiko gempa telah memiliki peta mikrozonasi, sehingga mereka terdukung dalam pembuatan perencanaan kontinjensi bila gempa terjadi.
Jadi, berbeda dengan pandangan umum bahwa manajemen bencana hanya melulu membicarakan tim tanggap darurat yang berisikan mereka-mereka yang jago mendirikan tenda untuk penampungan, P3K, penyediaan air bersih dan dapur umum. Manajemen bencana memerlukan ahli GIS dan Cartography baik yang berbasis sains maupun yang bersifat partisipatif.
Peran para ahli inilah yang dibutuhkan saat ini, baik untuk membuat peta risiko dan juga peta evakuasi, dan tentunya juga untuk mendukung pembuatan Rencana Tata Ruang dan Wilayah yang berbasis pada keamanan, ketangguhan, dan berkelanjutan. Dengan peta ini akan mempermudah penentuan titik-titik penampungan, baik berupa gedung-gedung maupun ruang terbuka hijau yang disaat normal dijadikan pusat kegiatan masyarakat dan dalam kondisi darurat menjadi tempat untuk memenuhi kebutuhan darurat dan kebutuhan dasar para penyintas (survovor).
Melalui forum ini saya mengajak kawan-kawan yang memiliki keahlian pada bidang GIS, P-GIS maupun pemetaan untuk menyumbangkan ilmunya untuk diamalkan pada ladang amal manajemen bencana untuk menyelamatkan kehidupan. Mari ! Kita mulai Δ
sumber : http://petapartisipatif.wordpress.com/2010/08/19/indonesia-butuh-peta-mikrozonasi-untuk-manajemen-bencana/
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Dr. Oldy, A. A : Dampak Penambahan Kuota Beasiswa terhadap Universitas Muara Bungo dan Masyarakat
Muara Bungo, 8 Desember 2024 – Penambahan kuota beasiswa di Universitas Muara Bungo (UMB) menjadi salah satu langkah strategis yang tidak...
STUDY TATA RUANG
Struktur Sungai
-
*Kota Sungai Penuh* — Alfin SH, calon kuat dalam pemilihan Wali Kota Sungai Penuh, kembali menunjukkan bahwa kepemimpinan tidak hanya tentan...
POLA RUANG SUMATERA
Kec. Jambi Selatan - Kota Jambi
BERHALE ISLAND
ISI IDRISI TAIGA
Desa Batu Kerbau - Kab. Bungo
PERATURAN TATA RUANG
DOWNLOAD PETA-PETA
Labels
Study Tata Ruang
(6)
Geospasial
(3)
PETA RTRW
(3)
PERDA RTRW
(2)
Peta Taman Nasional Bukit 30
(2)
Gunung Kerinci
(1)
Perencanaan Wilayah dan Kota
(1)
Peta Administrasi
(1)
SPASIAL
(1)
TANYA-JAWAB
(1)
TNBT
(1)
UU No 4/11 Informasi Geospasial
(1)
COMMUNICATE
+62 812731537 01
Tidak ada komentar:
Posting Komentar