Rabu, 16 Mei 2012
REDD dengan penguatan energi dan perbaikan standar hidup: Memfasilitasi perencanaan penggunaan lahan mikro untuk pembangunan berkelanjutan desa dengan emisi rendah
Pertama, memfasilitasi penerbitan peraturan tentang desa yang didukung oleh kebijakan pemerintah daerah untuk pembangunan perdesaan emisi rendah. Keedua, pemasangan papan informasi yang tahan lama mengenai ancaman, potensi, luas dan jumlah kandungan karbon pada berbagai penggunaan lahan mikro di desa. Ketiga, budidaya tanaman Jarak (jatropa curcas) untuk menghasilkan sumber energi (biofuel) dan menjualnya ketika surplus produksi. Keempat, budidaya Jelutung Rawa (dyera lowii) pada zona penyangga taman nasional Berbak sebagai sumber alternatif penghasilankeluarga untuk jangka panjang (yang dapat diproduksi sampai 60 tahun). Dan kelima, penanaman mangrove (avicinea, sp) di daerah pantai untuk mencegah abrasi dan masuknya air laut ke lahan pertanian dan dapat sebagai alternatif sumber pendapatan jangka panjang karena hutan mangrove dapat mengahasilkan kepiting, udang, ikan dan lainnya sehingga bisa dijual atau digunakan sendiri. Semua dari mereka adalah inisiatif permanen dan sangat penting untuk mengurangi emisi dan pengendalian degradasi hutan.
Peningkatan kapasitas masyarakat didukung oleh pemerintah lokal untuk pembangunan pedesaan rendah emisi yang berkelanjutan dengan memperkuat sumber energi dan meningkatkan pendapatan masyarakat dilakukan dengan pelatihan;
- pelatihan manajemen sumber daya manusia,
- pelatihan manajemen pemasaran,
- pelatihan manajemen keuangan,
- pelatihan menghitung karbon,
- pelatihan pemetaan partisipasi,
- pelatihan budidaya jarak menjadi biofuel
- pelatihan budidaya jelutung dan pengelolaan pasca panen
- pelatihan budidaya mangrove dan memanen kepiting, udang dan ikan.
Membuat buku dan film sebagai bahan-bahan untuk mengajar pembangunan desa emisi rendah, penciptaan publikasi offline media (seperti; poster, stiker, t-shirt, dll) dan publikasi media online (seperti; website dan WebGIS interaktif) serta publikasi di media lokal (seperti; tv dan koran) adalah untuk mempromosikan konservasi hutan dan kapasitas daya dukung dan daya tampung penyimpanan karbon.
Sangat sedikit perencanaan pembangunan desa menggunakan emisi rendah. Pentingnya perencanaan rendah emisi desa harus menjadi unit yang terintegrasi dalam penggunaan lahan yang menekankan pentingnya mengendalikan deforestasi. Secara tidak langsung, ini merencanakan manifestasi dari mitigasi karbon jangka panjang.
kami berusaha mempengaruhi variabel dependen dengan menggunakan variabel independen melalui variabel mediasi. Mempengaruhi hasil dari variabel dependen adalah terus untuk jangka panjang (lebih dari 20 tahun).
Memfasilitasi perencanaan penggunaan lahan mikro dan membangun berkelanjutan rendah emisi perencanaan desa adalah variabel independen yang dapat mempengaruhi REDD sebagai variabel dependen, tetapi variabel bebas tidak secara otomatis mempengaruhi varibable terikat, perlu adanya kebutuhan variabel mediasi, yaitu variabel penguatan energi dan variabel peningkatan standar penghasilan masyarakat. Model variabel dari kegiatan dasar yang akan kami lakukan untuk lebih jelasnya dapat dilihat di bawah ini;
Variabel model kegiatan dasar
Keterangan:
X1 dan X2 = Variabel Independen;
X1 dan X2 = Variabel Independen;
M1 dan M2 = Variabel Mediasi;
Y = Variabel Dependent
Variabel Independen = Memfasilitasi penggunaan lahan dan perencanaan mikro
Variabel Dependent = REDD
Mediasi Variabel = Penguatan energi dan peningkatan standar hidup
Variabel Dependent = REDD
Mediasi Variabel = Penguatan energi dan peningkatan standar hidup
Variabel bebas dan variabel mediasi pada dimensi di atas merupakan hasil dari indikator yang telah ditentukan. Untuk lebih mudah melihat kerangka indikator variabel dapat dilihat di dalam model dapat dilihat di bawah ini;
Keterangan:
Y = REDD
X1-1 = Sosialisasi pemahaman tentang pembangunan desa rendah emisi yang berkelanjutan
Y = REDD
X1-1 = Sosialisasi pemahaman tentang pembangunan desa rendah emisi yang berkelanjutan
X1-2 = Analis time series citra satelit
X1-3 = Survey dan identifikasi penggunaan ruang publik bersama masyarakat
X1-4 = Persiapan peraturan desa tentang penggunaan lahan mikro
X1-5 = Peraturan Desa Lahan Mikro
X1-3 = Survey dan identifikasi penggunaan ruang publik bersama masyarakat
X1-4 = Persiapan peraturan desa tentang penggunaan lahan mikro
X1-5 = Peraturan Desa Lahan Mikro
X2-1 = Peraturan Desa
X2-2 = Peraturan Pemda
X2-3 = Pemasangan papan informasi ang tahan lama
X1-4 = Lokakarya
X2-2 = Peraturan Pemda
X2-3 = Pemasangan papan informasi ang tahan lama
X1-4 = Lokakarya
M1-2 = Pelatihan manajemen sumber daya manusia
M1-3 = Pemasaran pelatihan manajemen
M1-4 = pelatihan Manajemen keuangan
M1-3 = Pemasaran pelatihan manajemen
M1-4 = pelatihan Manajemen keuangan
M1-5 = Pelatihan menghitung karbon
M1-6 = Pelatihan budidaya tanaman Jarak dan pembuatan energi bahan bakar bio
M1-6 = Pelatihan budidaya tanaman Jarak dan pembuatan energi bahan bakar bio
M1-7 = Pelatihan budidaya tanaman Jelutung dan tanaman Mangrove d sebagai sumber pendapatan tambahan
M2-1 = Pembibitan
M2- 2 = pemeliharaan
M2-3 = Memproduksi energi biofuel
Kegiatan ini terletak di 4 desa:
- Air Hitam Laut,
- Sungai Cemara,
- Labuhan Pering,
- Sungai desa Benuh
Karena kurangnya inisiatif untuk perencanaan pembangunan pedesaan rendah emisi dan kurangnya unit spasial mikro di desa-desa pesisir emisi Pantai Timur Jambi merupakan penyebab meningkatnya dampak lebih kuat dari bencana alam berupa banjir dan abrasi.
Cepat atau lambat akan mempengaruhi kerusakan Taman Nasional Berbak. Di sisi lain, produksi pertanian mengalami penurunan karena air asin masuk ke lahan pertanian. Akibatnya mereka tidak dapat bertani.
WISATA ZIARAH ke MAKAM RAJA JAMBI di PULAU BERHALA
DATUK PADUKO BERHALO "AHMAD BARUS II"
Datuk Paduko Berhalo adalah gelar yang diberikan kepada orang Turki yang bernama Ahmad Barus II. Ahmad Barus II dipercaya bermukim dan dimakamkan di Pulau Berhala. Beliau mendapatkan putri setempat yang bernama Putri Selaras Pinang Masak yang tinggal di Ujung Jabung menjadi istrinya.
Selanjutnya dari pernikahan mereka lahirlah Orang Kayo Hitam yang menurunkan sultan-sultan di Jambi. Para keturunan Orang Kayo Hitam ini tidak menetap di Pulau Berhala melainkan memasuki pedalaman Jambi melalui Sungai Batanghari. Istana mereka yang berada di Tanah Pilih (Kota Jambi) masih berdiri sampai Belanda membumihanguskannya di masa Sultan Thaha Syaifuddin.
sumber : Youtube Agus Suryadi
Peta Lokasi: klik di sini
Foto-foto
Bagaimana cara berkunjung ke sana:
Dengan memaksimalkan kualitas pelayanan (SERQUAL), kunjungan ke makam raja Jambi sekaligus menikmati wisata panorama Pulau Berhala. Bukan perjalanan yang murah, namun kepuasan yang ditemukan dapat tercapai, berupa pemandangan yang eksotik, sejarah yang menarik, masyarakat yang unik dan fenomena-fenomena alam di luar daya pikir manusia.
Perjalanan di mulai dari Kota Jambi, tepatnya berangkat dari depan rumah dinas gubernur menggunakan speed boat melalui Sungai Batanghari. Perjalanan akan menggambarkan horizon-horizon budaya lokal, karena budaya lokal di mulai dan berkembang di sepanjang sungai Batanghari.
Selama 3 jam perjalanan, setidaknya terlihat makam Orang Kayo Hitam, merupakan anak dari Datuk Paduka Berhala yang merupakan raja selanjutnya. Dan terlihat pintu utama menuju Taman Nasional berbak. Perjalan di hentikan di Desa Sungai Itik untuk melakukan sholat zhuhur, makan siang dan mendengarkan nasihat dan saran ketika berda di lokasi makam raja oleh tokoh masyarakat Desa Sungai Itik.
Perjalan ke makam raja Jambi selama 2 jam yang menyeberangi lautan akan melihat warna-warna air laut yang berbeda, di mulai dari warna coklat, hijau dan biru. Silahkan meletakan barang-barang bawaan pada pendopo/penginapan di Pulau Berhala dan selanjutnya bersiap-siap untuk menuju ke makam raja serta membacakan doa untuk beliau yang di pandu oleh tokoh setempat.
Sore yang indah, para pengunjung dipersilahkan untuk sholat ashar, bermain di laut dan berfoto-foto atau berenang (panitia mengawasi pengunjung untuk menghindari kecelakaan). Dan pengunjung dipersilahkan untuk sholat magrib dan selanjutnya bersiap-siap untuk makan malam.
Setelah waktu isya tiba untuk sholat, pengunjung akan mendengarkan kisah, sejarah dan cerita tentang raja Jambi dari tokoh masyarakat dan selanjutnya dipersilahkan untuk istirahat tidur, karena pagi-pagi akan melihat matahari terbit dan persiapan sarapan pagi serta jalan-jalan mengitari setengah pulau.
Perjalanan pagi-pagi ini di mulai dengan melihat pemukiman dan budaya masayarakat lokal, tugu belanda, meriam jepang, koral muda, batu karang dan lain-lainya.
Biaya perjalanan ini Rp600.000,- per pengunjung dan minimal 20 pengunjung untuk perjalanan 2 hari satu malam. Biaya tersebut untuk transportasi pp Kota Jambi - P.Berhala, penginapan dan konsumsi, asuransi dan cindera mata.
Pengunjung dapat menguhubungi nomor handphone 0812-731-537-01 untuk paket perjalan. Karena musim perjalan hanya bisa dari bulan mey hingga oktober. Selain bulan itu ombak besar, beresiko.
Peta Lokasi: klik di sini
Foto-foto
Posisi makam raja Jambi di Propinsi Jambi |
Jalan menaiki tangga menuju makam raja yang di pandu oleh tokoh masyarakat |
Menuju ke makam raja untuk membacakan doa |
Persiapan membaca surat yassin dan doa bersama memohon rahmat dan hidayah untuk yang di doakan (raja Jambi) dan yang berdoa (pengunjung) kepada Tuhan YME |
Batu Nisan Makam Raja Jambi - Penyebar Islam Pertama di Jambi (untuk pembaca muslim: berilah sedekah dengan membaca al fatihah dalam hati yang ditujukan kepada nama pada batu nisan diatas) |
Bagaimana cara berkunjung ke sana:
Dengan memaksimalkan kualitas pelayanan (SERQUAL), kunjungan ke makam raja Jambi sekaligus menikmati wisata panorama Pulau Berhala. Bukan perjalanan yang murah, namun kepuasan yang ditemukan dapat tercapai, berupa pemandangan yang eksotik, sejarah yang menarik, masyarakat yang unik dan fenomena-fenomena alam di luar daya pikir manusia.
Perjalanan di mulai dari Kota Jambi, tepatnya berangkat dari depan rumah dinas gubernur menggunakan speed boat melalui Sungai Batanghari. Perjalanan akan menggambarkan horizon-horizon budaya lokal, karena budaya lokal di mulai dan berkembang di sepanjang sungai Batanghari.
Selama 3 jam perjalanan, setidaknya terlihat makam Orang Kayo Hitam, merupakan anak dari Datuk Paduka Berhala yang merupakan raja selanjutnya. Dan terlihat pintu utama menuju Taman Nasional berbak. Perjalan di hentikan di Desa Sungai Itik untuk melakukan sholat zhuhur, makan siang dan mendengarkan nasihat dan saran ketika berda di lokasi makam raja oleh tokoh masyarakat Desa Sungai Itik.
Perjalan ke makam raja Jambi selama 2 jam yang menyeberangi lautan akan melihat warna-warna air laut yang berbeda, di mulai dari warna coklat, hijau dan biru. Silahkan meletakan barang-barang bawaan pada pendopo/penginapan di Pulau Berhala dan selanjutnya bersiap-siap untuk menuju ke makam raja serta membacakan doa untuk beliau yang di pandu oleh tokoh setempat.
Sore yang indah, para pengunjung dipersilahkan untuk sholat ashar, bermain di laut dan berfoto-foto atau berenang (panitia mengawasi pengunjung untuk menghindari kecelakaan). Dan pengunjung dipersilahkan untuk sholat magrib dan selanjutnya bersiap-siap untuk makan malam.
Setelah waktu isya tiba untuk sholat, pengunjung akan mendengarkan kisah, sejarah dan cerita tentang raja Jambi dari tokoh masyarakat dan selanjutnya dipersilahkan untuk istirahat tidur, karena pagi-pagi akan melihat matahari terbit dan persiapan sarapan pagi serta jalan-jalan mengitari setengah pulau.
Perjalanan pagi-pagi ini di mulai dengan melihat pemukiman dan budaya masayarakat lokal, tugu belanda, meriam jepang, koral muda, batu karang dan lain-lainya.
Biaya perjalanan ini Rp600.000,- per pengunjung dan minimal 20 pengunjung untuk perjalanan 2 hari satu malam. Biaya tersebut untuk transportasi pp Kota Jambi - P.Berhala, penginapan dan konsumsi, asuransi dan cindera mata.
Pengunjung dapat menguhubungi nomor handphone 0812-731-537-01 untuk paket perjalan. Karena musim perjalan hanya bisa dari bulan mey hingga oktober. Selain bulan itu ombak besar, beresiko.
“Fragmentasi spasial pada ekosistem lahan basah berbasis citra multi temporal di Surabaya dan sekitarnya”
Suprajaka merupakan karyasiswa Program Beasiswa Gelar Kementerian Riset
dan Teknologi (Kemenristek), yang juga merupakan seorang peneliti dan juga
kepala bidang inventarisasi sumberdaya alam laut di Badan Informasi Geospasial
(BIG). Suprajaka berhasil mempertahankan desertasinya dalam bidang Geospasial
dengan predikat cumlaude. Dihadapan Dewan Penguji Ujian terbuka yang terdiri
dari Sudarmadji (Ketua), Hartono (Promotor), Suratman(ko-Promotor), Aris Poniman
(Ko-Promotor), Totok Gunawan(Ketua Tim Penilai), Rijanta (Anggota Tim Penilai),
Pramono (Anggota Tim Penilai) dan Asep Karsidi (penguji) .
Suprajaka menyampaikan hasil penelitiannya mengenai fragmentasi spasial akibat perkembangan permukiman pada ekosistem lahan basah. Tujuan penelitian ini adalah;
Suprajaka menyampaikan hasil penelitiannya mengenai fragmentasi spasial akibat perkembangan permukiman pada ekosistem lahan basah. Tujuan penelitian ini adalah;
- mengevaluasi komposisi dan konfigurasi pemanfaatan lahan basah secara spasial berdasarkan data geospasial multi-temporal di Surabaya dan sekitarnya,
- mengevaluasi fragmentasi spasial sebagai akibat dari bentuk, struktur dan pola pemanfaatan lahan basah di Surabaya dan sekitarnya,
- menyusun konsep model data dan model visual fragmentasi spasial lahan basah di Surabaya dan sekitarnya.
- sebelum tahun 1965,
- antara 1965 s/d 1985,
- anatara 1985 s/d 2005 dan
- setelah 2005.
Penelitian ini dilaksanakan pada ekosistem lahan basah dengan tiga satuan bentuk lahan yaitu : fluvial (F), fluvio-marin (FM) dan marin (M) dan tiga batas administrasi yaitu Gresik, Surabaya dan Sidoarjo. Suprjaka menjelaskan bahwa hasil utama dari penelitian ini adalah bahwa konversi lahan basah untuk permukiman di Surabaya dan sekitarnya telah mengakibatkan fragmentasi spasial.
Pada sidang terbuka tersebut Suprajaka dapat menjawab dengan sangat baik dari beberapa pertanyaan yang diberikan oleh para penguji dan Suprajaka pun menjadi karyasiswa Program Gelar Kemristek ke - 21 yang berhasil meraih gelar doktor.
Sumber : www.ristek.go.id
Langganan:
Postingan (Atom)
Alfin SH dan Azhar Hamzah: Memajukan Desa di Sungai Penuh melalui Implementasi Pedoman Pembangunan Desa dan SDGs
Sungai Penuh - Alfin SH dan Azhar Hamzah, calon walikota dan wakil walikota Sungai Penuh, berkomitmen memajukan desa-desa di wilayahnya deng...
STUDY TATA RUANG
Struktur Sungai
-
*Kota Sungai Penuh* — Alfin SH, calon kuat dalam pemilihan Wali Kota Sungai Penuh, kembali menunjukkan bahwa kepemimpinan tidak hanya tentan...
POLA RUANG SUMATERA
Kec. Jambi Selatan - Kota Jambi
BERHALE ISLAND
ISI IDRISI TAIGA
Desa Batu Kerbau - Kab. Bungo
PERATURAN TATA RUANG
DOWNLOAD PETA-PETA
Labels
Study Tata Ruang
(6)
Geospasial
(3)
PETA RTRW
(3)
PERDA RTRW
(2)
Peta Taman Nasional Bukit 30
(2)
Gunung Kerinci
(1)
Perencanaan Wilayah dan Kota
(1)
Peta Administrasi
(1)
SPASIAL
(1)
TANYA-JAWAB
(1)
TNBT
(1)
UU No 4/11 Informasi Geospasial
(1)
COMMUNICATE
+62 812731537 01