Minggu, 21 Juli 2013

PELATIHAN PEMETAAN DAN PEMETAAN PARTISIPATIF KAWASAN ORANG RIMBO BUKIT DUA BELAS DI DESA PEMATANG KABAU KEC. PAUH KAB. SAROLANGUN - PROPINSI JAMBI

Pendahuluan

1.1 Latar belakang 

Kawasan Orang Rimba Bukit Dua Belas (ORB12) secara definitif adat mereka telah ada sejak zaman kerajaan melayu jambi dan kerajaan pagaruyung. Berdasarkan seloko (aturan) dari leluhur mereka (nenek/moyang) tentang kawasan kawasan mereka jika di tumpang tindihkan ke dalam administrasi kabupaten di Propnsi Jambi Tahun 2013 maka kawasan ORB12 tersebar ; di utara Kab. Merangin; di selatan Kab. Tebo; di barat Kab. Batanghari; dan di utara Kab. Sarolangun. Bunyi seloko yang berasal dari leluhur mereka tentang tentang kawasan ORB12 adalah “pangkal waris tanah garo, ujung waris tanah serengom dan air hitam tanah bejenang”.

Seloko tersebut menjelasakan batas terluar kawasan mereka dan tempat tanah ulayat atau pusat wilayah. Dari seloko ini masyarakat ORB12 telah memiliki wilayah secara definitif namun belum terpetakan. Masyarakat ORB12 memiliki tata ruang tersendiri dalam wilayahnya. Tata ruang ORB12 memiliki fungsi-fungsi atau peranannya masing-masing. Ruang tersebut telah di atur sejak dahulu dan hingga kini masih sangat dihormati. Ruang-ruang tersebut sangat diperlukan dalam kehidupan mereka. Penataan ruang itu merupakan kearifan lokal hasil pemikiran leluhur mereka yang tertuang dalam adat lamo pusako usang.

Kepentingan praktisi pada tulisan ini adalah untuk melaporkan hasil kegiatan “Pemetaan Partisipatif Kawasan ORB12” dan kepentingan manajerial pada hasil kegiatan ini adalah adanya pengakuan kawasan ini dari para pemimpin adat atau tokoh masyarakat itu sendiri.

Pernyataan permasalahan pada tulisan ini di buat dari persepsi masyarakat atau lembaga swadaya masyarakat yang tidak mengetahui tentang wilayah atau tempat ORB12 secara pemetaan atau keruangan (spatial). Mereka ORB12 menurut persepsi masyarakat adalah suku pindah atau nomaden. Kontribusi dari tulisan ini adalah sebagai antitesis terhadap persepsi masyarakat tersebut terhadap wilayah atau kawasan ORB12.

1.2. Maksud dan tujuan

Berdasarkan latar belakang di atas maksud dari tulisan ini adalah untuk menjawab pertanyaan masalah tentang ; “Bagaimana bentuk peta Kawasan ORB12 dan bagaimana bentuk pengakuannya?” Tulisan ini memiliki tujuan berupa ;

1. Untuk mengetahui bentuk peta Kawasan ORB12 secara partisipatif
2. Untuk mendapatkan pengakuan dari beberapa pemimpin adat dan tokoh masyarakat ORB12

1.3. Model Pemetaan Partisipatif










Pustaka


“Pangkal waris tanah garo, ujung waris tanah serenggom, air hita tanah bejenang” ini adalah seloko tentang batas wilayah Kawasan ORB12 yang berasal dari leluhur ORB12. Seloko ini diperoleh dari wawancara bersama “Haji Jailani” atau nama rimbonya “Tumenggung Tarib merupakan tokoh masyarakat ORB12. Beliau masuk islam pada tahun 2010 dan menunaikan ibadah haji setahun kemudian.

Kawasan ORB12 dibatasi oleh sungai-sungai. Terdapat tiga ruang pada kawasan ORB12, yaitu ; kawasan pangkal wilayah, kawasan ujung wilayah dan kawasan pusat wilayah.

2.1. Pangkal Waris Tanah Garo
Pangkal waris atau bahasa lainnya adalah batas awal wilayah terletak di tanah garo. Tanah Garo adalah nama desa di Kab. Tebo di pinggir Batang Tabir. Batas awal wilayah ini meliputi sungai-sungai yang bermuara di Batang Tabir dan di pimpin oleh para tumenggung sebagai berikut;

1. Sungai Makekal. Pada hulu-hulu sungai ini di pimpin oleh dua temenggung, yakni; Tumenggung Jelitai dan Tumenggung Ngadap.

2. Sungai Kejasung Besar di pimpin oleh Tumenggung Celitai pada hulu sungai ini dan Tumenggung Meladang pada hilir sungai.

3. Sungai Kejasung Kecil pada bagian hulu di pimpin oleh Tumenggung Ngirang dan hilir sungai ini dipimpin oleh Tumenggung Ngamal

4. Sungai Selenti adalah sungai sebagai jalur ORB12 menuju ke air hitam tanah bejenang sebagai pusat wilayah. Sungai ini lebih ke hulu dari sungai Makekal dan sungai Bernai yang bermuara di Batang Tabir.

2.2. Ujung Waris Tanah Serenggom

Wilayah ini adalah batas akhir kawasan berada pada aliran Sungai Serenggom dan Sungai Terap bermuara di Batang Tembesi. Ujung waris dipimpin oleh beberapa tumenggung yang bertempat di;

1. Sungai Serenggom, pada hulu sungai ini terdapat masyarakat Orang Rimba yang di pimpin oleh Tumenggung maritua

2. Sungai Terap terdapat Tumenggung Nyenong yang bertinggal di hulu sungai.


2.3 Air Hitam Tanah Bejenang

Air hitam tanah bejenanh atau istilah lainnya adalah Air hitam tana berajo adalah pusat kawasan ORB12. Air Hitam adalah nama sungai yang bermuara di Batang Tembesi. Sebab di sebut tanah bejenang atau tanah berajo karena pada jaman penjajahan akan masuk ke TNBD untuk mengambil perempuan-perempuan dan lak-laki untuk dikerjakan mereka meminta bantuan orang kampung yang berada di aliran sungai Air Hitam untuk melindungi masyarakat mereka.

Terlindungnya mereka dari serangan penjajahan akibat perlindungan dari orang kampung maka masyarakat ORB12 sepakat mengangkat salah seorang dari orang kampung untuk menjadi jenang mereka atau rajo mereka untuk berkomunikasi dengan orang luar. Tumenggung yang ada pada lairan sungai ini adalah;

1. Hulu Anak Sungai Air Hitam di huni oleh Tumenggung Majid dan Tumenggung Betaring

2. Sungai Kedondong adalah hulu sungai Air Hitam yang didiami oleh Tumenggung Grib. Sungai kedondong adalah jalur transportasi ORB12 menuju ke Batang Tabir ke sungai Makekal tempat pangkal waris.


2.4. Tata ruang wilayah kawasan ORB12 

Telah ada sejak dahulu, mereka telah menata wilayah mereka dalam bentuk ruang-ruang yang memiliki fungsi tersendiri dan sangat dihormati. Tata ruang ORB12 terdiri dari;

1. Ruang “penghidupon” yang digunakan untuk berburu dan mencari tanaman untuk di makan dan dijadikan obat-obatan. Mereka memilih hewan untuk berburu, misalnya ; babi, biawak, ikan dan lain-lain. Beruang, harimau, gajah, tringgiling mereka hormati karena hewan tersebut adalah dewa bagi mereka. Lokasi wilayah ini berada dipinggir pinggir sungai hingga ke hulu. Di daerah ini mereka bermukim untuk keperluan hidup, seperti ; persoalan pernikahan, perselisihan, struktur kepemimpinan, keyakinan, upacara ritual, pendidikan, ekonomi, sosial dan kesehatan. Semua aktivitas kehidupan mereka telah di atur sejak jaman nenek moyang yang mengandung kearifan lokal idak lapuk karena hujan dan tidak lekang karena panas”.

2. Ruang “tano peranokan” adalah tempat para ibi-ibu yang akan melahirkan. Tempat ini lebih tinggi wilayahnya dari wilayah rimbo penghidupon. Para ibu-ibu yang akan melahirkan di bantu oleh dukun beranak. Selanjutnya dukun berenaka akan menentukan tempat di mana akan melahirkan. Sangsi bagi masyarakat ORB12 yang menebang kayu atau merusak wilayah tano paranokan akan di denda dengan membayar kain 100 lembar.

3. Ruang “rimbo singoris” atau di sebut “rimbo pemupuk semubun” adalah tempat para keluarga yang baru melahirkan untuk memberikan nama anak mereka dan tempat mengubur ari-ari bayi. Mereka melakukan upacara tertentu menggunakan kayu sekumbung singoris (kayu kempas). Sangsi bagi mereka yang merusak wilayah ini dengan cara melukai kayu sekumbung singoris di denda kain 60 lembar dan jika memmotong kau tersebut maka di denda kain 250 lembar.

4. Ruang “ tano subon-subon” atau “tano bedewo” adalah wilayah suci atau wilayah yang sangat di hormati karena wilayah ini adalah wilayah tempat dewa-dewa mereka. Sangsi bagi mereka yang merusak wilayah ini sama dengan sangsi membunuh orang atau di denda 500 kain.



Metodologi

3.1. Sampling

Sampling kegiatan pemetaan partisipatif Kawasan ORB12 di bagi dua, yaitu ; (1) pelatihan pemetaan dilakukan oleh pemuda atau pemudi ORB12 dan Orang Kampung, (2) pengkajian seloko wilayah untuk melakukan pemetaan partisipatif dilakukan bersama tokoh masyarakat ORB12.

3.2. Alat dan Bahan

Alat yang digunakan untuk pelatihan pemetaan dan pemetaan partisipatif ORB12 adalah; alat tulis kantor (kertas, pena, buku tulis, spidol, karton, printer, lakban, dan lain-lain), GPS Garmin, kendaraan transportasi, kamera foto/video, printer, data dari GPS, data elevasi (SRTM) data shp sekunder (administrasi, kawasan jalan dan sungai). Dan bahan yang digunakan untuk pelatiahan pemetaan dan pemetaan partisipatif ORB12 adalah ; Mapsource, Global Map Arcview dan Arcgis.

3.3. Pengumpulan data

Pengumpulan data dilakukan dalam tiga mekanisme, yaitu (1) melakukan pelatihan pemetaan menggunakan GPS serta memahami fungsi-fungsi GPS dalam membuat peta, (2) melakukan pengkajian tentang seloko wilayah, menterjemahkan dalam peta kerja untuk menemukan titik-titik ikat kKawasan ORB 12, (3) mlekakukan pemetaan partisipatif bersama mereka yang telah melakukan pelatihan pemetaan untuk mengambil titik-titik ikat di lapangan dan menjadikan titik-titik ikat tersebut menjadi peta kawasan mereka.

3.4. Pengukuran

Pengkuruan keberhasilan pelatihan pemetaan dan pemetaan partisipatif dilakukan menggunakan dua variabel ukur, berupa ;

1. Variabel bentuk peta Kawasan ORB12 dengan indikator ukur terdiri dari ;
a. Telah dilatih pemuda dan pemudi ORB12 dan orang kampung untuk menggunakan alat-alat pemetaan (GPS dan fungsi).
b. Telah di kaji seloko tentang wilayah dan diterjemahkan kedalam peta kerja.
c. Telah dipetakan kawasan ORB12 dalam layout yang sempurna (grid koordinat, judul, skala, mata angin, legenda dan lain-lain).

2. Variabel pengakuan Kawasan ORB12 dengan indikator ukur berupa pengakuan para pemimpin ORB12 (tumenggung atau tokoh masyarakat) dengan tanda tangan atau sidik jempol pada pet kawasan yang telah di buat.



Hasil dan Pembahasan

4.1. Hasil 4.1.1. Peta Kawasan ORB12 
4.1.1.1. Pelatihan pemetaan 

Pelatihan pemetaan dilakukan bersama pemuda atau pemudi ORB12 dan orang Kampung. Pada pelatihan ini peserta di latih mengenal tentang GPS dan fungsinya. Mereka dilatih secara teori dan praktek, secara teori peserta selanjutnya dijelaskan tentang sistem kerja GPS serta fungsi tombol-tombol dan secara praktek mereka dilatih menggunakan GPS dengan mencoba membuat titik-titik ikat disekitar tempat latihan.

Hasil pelatihan ini mereka telah mampu untuk meng-input data dilapangan mengunakan GPS dengan indikator keberhasilannya terbentuknya pet Kawasan ORB12 di lampiran.

4.1.1.2. Pengkajian seloko wilyah ORB12 

Seloko wilayah Kawasan ORB12 yang diturunkan dari leluhur mereka berbunyi “ pangkal waris tanah garo, ujung waris tanah serengrom dan air hitam tanah bejenang”. Pengkajian seloko ini dilakukan bersama tokoh masyarakat adat ORB12 (H. Jailani/Tumenggung Tarib) dan disesuaikan dengan peta kerja.

Pangkal waris tanah garo secara geografi terletak di hilir Sungai Makekal yang bermuara di Batang Tabir. Sepanjang pinggir Batang Tabir menuju timur hingga wilayah Batu Sawar adalah kawasan Orang Rimba. Selanjutnya dari Batu Sawar menuju ke muara Batang Tabir sejauh 15 Km dari bibir sungai adalah wilayah orang kampung. Diatas 15 km hingga ke muara Batang Tembesi adalah kawasan ORB12. Dari 15 Km pingir Batang Tembesi mereka menuju Sungai Serengom sebagai tempat ujung waris tanah serengom.

Ujung waris tanah serengom adalah akhir dari batas wilayah mereka yang terkandung dalam seloko mereka. Bertempat di sungai Serengom yang merupakan anak sungai dari Batang Tembesi. Selanjutnya, mereka melanjutkan perjalan melintasi Sungai Jerap menuju muara Sungai Air Hitam sebagai wilayah tana bejenang.

Air hitam tanah bejenang adalah pusat wilayah Kawasan ORB12 di wilayah ini pemimpin orang kampung dianggap raja oleh ORB12 sebagai mediator untuk keperluan dengan orang luar. Pemimpin orang kampung tersebut mereka beri gelar jenang atau rajo untuk mengenang jasa orang kampung yang telah melindung dan membela ORB12 pada jaman penjajahan. Wilyah air hitam tanah bejenang di mulai dari muaro Sungai Air Hitam melalui anak sungai yang paling selatan menuju ke hulu.

Dari hulu anak Sungai Air Hitam yang paling selatan mereka berjalan ke arah barat menuju hulu Sungai Airban dan mengikuti aliran Sungai Madelang yang bermuara di hulu Sungai Airban selanjutnya menuju kehuluan melalui daratan berjalan ke hulu Sungai Selenti yang bermuara di Batang Tabir kemudian berjalan menuju pangkal waris tanah garo.

Kawasan ORB12 di arah utara berbatasan dengan Batang Tabir dan Sungai batanghari, di timur berbatasan dengan Batang Tembesi, di selatan berbatasan dengan Sungai Air Hitam dan si sebelah barat berbatasan dengan Sungai Madelang dan Sungai Selenti. Di tengah-tengah kawasan mereka terbentang banyak bukit yang mereka anggap sebagai tempat yang mereka hormati / tanah bedewo berdasarkan keyakinan mereka.

4.1.1.3. Pemetaan Partisipatif 

Pemetaan partisiptif dilakukan oleh pemuda ORB12 dan pemudi Orang Kapung. Mereka di pilih untuk melakukan pemetaan partisipatif karena mereka dianggap telah mampu untuk menggunkan GPS. Tim pemetaan partisipatif di bentuk menjadi dua tim. Tim pertama akan mengelilingi batas terluar dari kawasan sesuai pengkajian seloko. Dan tim kedua mencari sebaran-sebaran ORB12 di dalam kawasan.

Tim pemetaan partisipatif di dampingi oleh fasilitator dari UKP3 melakukan pemetaan di lapangan. Data hasil dari pemetaan di lapangan selanjutnya di olah untuk dijadikan bentuk peta Kawasan ORB12. Peta tersebut telah di bentuk dan dapat di lihat di lampiran.

4.1.2. Pengakuan Kawasan ORB12 

Setelah pemetaan partisipatif dilakukan dan di olah menjadi sebuah peta kemudian disesuaikan lagi bersama tokoh masyarakat ORB12. Setelah memahami tentang peta tersebut para tumenggung dan tokoh masyarakat ORB12 membubuhkan sidik jempol sebagai pengakuan kawasan yang dipetakan secara partisipatif (terlampir).

4.2. Pembahasan

Hasil tulisan ini menjelaskan wilayah Kawasan ORB12 dari seloko menjadi peta kawasan. Mereka sangat tertutup terhadap orang luar sehingga sedikit sekali informasi kearifan lokal mereka tergali. Akibatnya, banyak masyarakat atau lembaga swadaya masyarakat menganggap mereka sebagai suku pindah yang tidak memiliki wilayah tetap.

Hasil tulisan ini membatalkan persepsi masyarakat tentang tidak adanya wilayah mereka. Tulisan ini telah menjelaskan wilayah mereka bersumber dari seloko dan di terjemahkan secara spatial tentang wilayah mereka dalam bentuk peta.


Kesimpulan

Pelatihan pemetaan dan pemetaan partisipatif mampu menghasilkan beberapa harapan berupa;
1. Telah dibentuk Peta Kawasan ORB12 hasil dari pelatihan pemetaan dan pemetaan partisiptaif.
2. Telah ada pengakuan peta tersebut dari para tumenggung dan tokoh masyarakat ORB12.

Implemetasi dan manajerial

Aktifitas kedepannya yang signifikat untuk dilakuka pada komunitas ini agar mereka lebih termotivasi serta mampu mandiri adalah;

a. Membuat peta kawasan mereka dengan ukuran besar terbingkai. Hal ini untuk memotivasikan mereka untuk mengetahui wilayah dan menjaga kawasan mereka dari kerusakan alam. Peta di tempel di dinding rumah ketua komunitas.

b. Membuat maket kawasan hal ini dilakukan untuk mengatur strategi dalam menjaga kelestarian wilayah mereka. Dengan maket mereka mengetahui wilayah-wilayah bukit dan lembah sebagai pola mereka dalam mengatur kesimbangan alam.

c. Membuat celengan sosial di sebelah maket sebagai dana bantuan suka rela para pengunjung dalam pembiayaan pendidikan bagi anak-anak ORB12

FOTO-FOTO

   


































Tidak ada komentar:

Alfin SH dan Azhar Hamzah: Memajukan Desa di Sungai Penuh melalui Implementasi Pedoman Pembangunan Desa dan SDGs

Sungai Penuh - Alfin SH dan Azhar Hamzah, calon walikota dan wakil walikota Sungai Penuh, berkomitmen memajukan desa-desa di wilayahnya deng...

Struktur Sungai

Struktur Sungai

POLA RUANG SUMATERA

POLA RUANG SUMATERA

Kec. Jambi Selatan - Kota Jambi

Kec. Jambi Selatan - Kota Jambi

BERHALE ISLAND

Pulau Berhala
Large selection of World Maps at stepmap.com
StepMap Pulau Berhala


ISI IDRISI TAIGA

ISI IDRISI TAIGA

HOW TO GOIN ON BERHALE ISLAND

Kota Jambi

Desa Batu Kerbau - Kab. Bungo

Desa Batu Kerbau - Kab. Bungo

TERAKHIR DI UPDATE GOOGLE

COMMUNICATE

+62 812731537 01