Mengingat masalah yang diangkat dalam ulasan ini harus
mempertimbang rasionalitas dalam upaya menyelamatkan teori pemimpin perubahan.
Merton, (1973) menjelaskan
ciri khas dari teori ilmu berada dalam koreksi diri untuk mengejar kebenaran
dan pengetahuan. Di sisi lain, ada perbedaan antara mengoreksi satu klaim ilmiah dan koreksi teori
ilmu, lebih dari dua
puluh
tahun telah dirujuk oleh semua peneliti kepemimpinan hingga saat ini.
Hingga saat ini, temuan dan rekomendasi dari Knippenberg
& Sitkin, (2013) yang mengkritik pemimpin perubahan, mereka merekomendasikan untuk meninggalkan pemimpin perubahan dan
jika dapat diselamatkan maka peningkatan kualitas dalam fondasi teori pemimpin perubahan harus nanpu mengubah pengikut menjadi karyawan yang unggul secara kualitatif.
Pemimpin perubahan seperti yang dibayangkan oleh Burns adalah teori yang bagus
yang telah menjadi bagian dari kesadaran kolektif organisasi
pada ilmu pengetahuan beberapa dekade belakangan ini, dikarenakan para
pemimpin perubahan dapat mengubah pengikutnya dan pada akhirnya menyelaraskan tujuan pengikut dengan tujuan kolektif organisasi untuk menghasut
kinerja yang lebih baik di tingkat individu,
kelompok, dan organisasi.
Bahkan jika memungkinkan akan menghidupkan kembali teori pemimpin perubahan harus melibatkan hakikat baiknya.
Sumber:
Merton, R. K. (1973). The
sociology of science, theoretical and empirical investigations.
Siangchokyoo, N.,
Klinger, R. L., & Campion, E. D. (2020). Follower transformation as the
linchpin of transformational leadership theory: A systematic review and future
research agenda. Leadership Quarterly, 31(1), 101341.
https://doi.org/10.1016/j.leaqua.2019.101341
van Knippenberg, D.,
& Sitkin, S. B. (2013). A critical assessment of charismatic—-
transformational leadership research: Back to the drawing board? Academy of
Management Annals, 7(1), 1–60.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar