Seperti yang dikemukakan Rodriguez et al., (2002), perencanaan pergantian kepemimpinan perlu dilakukan secara proaktif melalui pendekatan yang dapat menyelaraskan dan mengadaptasi bakat organisasi dengan strategi yang lebih luas.
Kesenjangan dalam perencanaan pergantian kepemimpinan untuk ekonomi perubahan digital, perusahaan perlu menciptakan model pembelajaran perubahan, terus mengaudit, membuat ide, dan membuat kerangka organisasi lebih umum dalam perilaku karyawan di seluruh bagian organisasi (Jackson & Dunn-Jensen, 2021).
Dengan meningkatnya globalisasi dan pesatnya teknologi, ada kebutuhan yang lebih besar untuk mengembangkan pemimpin yang dapat mengarahkan kemajuan berbasis pasar dan perubahan digital secara nyata (Sainger, 2018).
Ketika organisasi berusaha untuk menyeimbangkan atau membuat perubahan dalam pola ketangkasan mereka ke dalam rencana suksesi kepemimpinan, langkah penting berikutnya adalah memahami data yang dapat menyoroti bias mental tradisional mereka ketika mencoba menerapkan perubahan (Jackson & Dunn-Jensen, 2021).
Selanjutnya, Jackson & Dunn-Jensen, (2021) mengiidentifikasi tiga langka operasi yang mampu mempengaruhi perencanaan suksesi kepemimpinan dan dapat mengurangi bias, terdiri dari;
- Pandangan organisasi,
- Praktek unit SDM,
- Rencana suksesi
kepemimpinan.
Misalnya, sebuah perusahaan start-up mungkin bersifat pengembangan yang berlebihan.
Namun, karena diskriminasi pemimpin, unit SDM mungkin dipaksa untuk patuh terhadap peraturan pemimpin. Dinamika ini dapat mempengaruhi rencana suksesi kepemimpinan.
Sebaliknya, meskipun SDM perlu pemimpin untuk perubahan kerja di tingkat strategis, mungkin ada mentalitas yang yang tidak perlu diterjemahkan secara efektif ke dalam rencana suksesi kepemimpinan.
Sebelum mengembangkan rencana suksesi kepemimpinan pada tingkat individu, pemimpin SDM harus mempertimbangkan bagian dari pertanyaan-pertanyaan berikut:
- Apakah ada ketidak-selarasan dalam hal ketangakasan individu?
- Apakah penyimpangan umum
yang dibuat oleh perusahaan secara tradisional dalam hal strategi?
- Apakah penyimpangan di
tingkat organisasi serupa atau berbeda dalam perekrutan SDM?
- Sejauh mana karyawan
menunjukkan kemajuan kerja di tingkat organisasi?
- Jika ada ketidaksesuaian,
apa penjelasan yang masuk akal?
- Area apa yang perlu
dievaluasi ulang (organisasi atau SDM) sebelum menargetkan rencana pergantian
pemimpin yang tangkas?
Jackson & Dunn-Jensen, (2021) telah mendesain ulang untuk perencanaan suksesi kepemimpinan dalam perubahan ekonomi digital;
- Mengaudit organisasi, unit SDM, dan rencana suksesi karyawan untuk ketangkasan sebagai kapasitas yang masuk akal.
- Kenali dan cegah jebakan
pengambilan keputusan internal untuk merasakan kegagalan dan menangkap peluang
kemajuan.
- Sejajarkan kembali dan
terjemahkan ketangkasan ke dalam rencana aksi pengembangan kepemimpinan
individu.
- Uji rencana untuk
kesesuaian dengan perkiraan, daya tahan keterampilan, dan ukuran
Pustaka:
Jackson, N. C., &
Dunn-Jensen, L. M. (2021). Leadership succession planning for today’s digital
transformation economy: Key factors to build for competency and innovation. Business
Horizons, 64(2), 273–284.
https://doi.org/10.1016/j.bushor.2020.11.008
Rodriguez, D., Patel,
R., Bright, A., Gregory, D., & Gowing, M. K. (2002). Developing competency
models to promote integrated human resource practices. Human Resource
Management, 41(3), 309-324.
Sainger, G. (2018).
Leadership in digital age: A study on the role of leader in this era of digital
transformation. International Journal on Leadership, 6(1), 1–6.
Trepanier, S., &
Crenshaw, J. T. (2013). Succession planning: A call to action for nurse
executives. Journal of Nursing Management, 21(7), 980–985.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar